Kerajaan Sanggau كرجاان سڠاو | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1310–1960 | |||||||||
Ibu kota | Labai Lawai, Mengkiang, Sanggau | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Bahasa Melayu (resmi), Dayak, Arab | ||||||||
Agama | Islam | ||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||
Sri Paduka Tuanku Yang Mulia | |||||||||
• 1658-1690 | Sultan Awaludin Kusuma Negara | ||||||||
• 1860-1876 | Gusti Thahir II | ||||||||
• 2009-Sekarang | Gusti Arman dari Sanggau | ||||||||
Sejarah | |||||||||
• Didirikan | 1310 | ||||||||
1616 | |||||||||
1815 | |||||||||
1825 | |||||||||
1930 | |||||||||
1960 | |||||||||
| |||||||||
Kerajaan Sanggau ( Bahasa Sanggau dengan Aksara Arab Melayu (Jawi): كرجاان سڠاو ) adalah sebuah kerajaan yang berkelanjutan dari Kerajaan Labai Lawai kepemimpinan Dara Nante pada era Sriwijaya dan kemudian berada di Mengkiang (kota lama) pada awal abad ke-15. Nama "Sanggau" sendiri diambil dari kata Sangga yang mana nama ini diambil karena kerajaan menjadi institusi penyangga baik dari segi ekonomi maupun pertahanan. Selain itu, masyarakat setempat juga menyebutkan daerah ini sebagai "Sangau" Karena masyarakat pada masa itu lazim menggunakan tulisan dengan huruf Arab-Melayu pada kegiatan sehari-hari baik itu secara Administrasi Pemerintahan maupun dalam surat menyurat, adapun nama Sanggau dalam penulisan bahasa Arab-Melayu adalah "سڠاو".