Ikhtisar | |
---|---|
Wilayah utama | DKI Jakarta dan Jawa Barat |
Armada | 11 rangkaian |
Jumlah stasiun | 4 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Lokal | Jakarta–Bandung |
Teknis | |
Lebar sepur | 1.435 mm (4 ft 8+1⁄2 in) |
Elektrifikasi | 27,5 kV AC |
Panjang jalur | 142,3 kilometer (88,4 mi) |
Kelajuan operasi | 350 km/h (220 mph) |
Lain-lain | |
Perusahaan | |
Perseroan terbatas dengan kepemilikan konsorsium | |
Didirikan | 16 Oktober 2015 |
Tokoh kunci | Dwiyana Slamet Riyadi (Direktur Utama) Ju Guojiang (Komisaris Utama) |
Pemilik |
|
Situs web | www |
PT Kereta Cepat Indonesia China (Hanzi sederhana: 印尼中国高速铁路有限公司; Hanzi tradisional: 印尼中國高速鐵路有限公司; Pinyin: yìnní zhōngguó gāosù tiělù yǒuxiàn gōngsī, biasa disingkat menjadi KCIC) adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang penyelenggaraan jaringan kereta kecepatan tinggi di Indonesia. Pada tahap awal, perusahaan ini membangun jalur kereta kecepatan tinggi dengan rute Jakarta–Bandung di kawasan megapolitan Parahyangan.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2015 sebagai sebuah perusahaan patungan antara Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan Beijing Yawan HSR asal Tiongkok, dengan PSBI memegang 60% saham perusahaan ini, sementara Beijing Yawan memegang sisanya.[1] Beijing Yawan merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh sejumlah BUMN Tiongkok, yakni China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, CRRC Corporation, Sinohydro, dan China Railway Signal & Communication.[2]
Pembangunan jalur kereta kecepatan tinggi di Indonesia telah melalui proses panjang, semenjak Jepang memperkenalkan kereta cepat mereka pada tahun 2008. Di tengah-tengah studi kelayakan tersebut, kerja sama proyek tersebut diambil alih oleh Republik Rakyat Tiongkok dengan menghadirkan skema yang menurut RRT "tidak memberatkan pemerintah".[3][4]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama ST