Kertosono | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Nganjuk | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Mashudi Nurul Huda S.STP, MM. | ||||
Populasi | |||||
• Total | 57.060 jiwa | ||||
Kode pos | 64311 - 64315 | ||||
Kode Kemendagri | 35.18.08 | ||||
Kode BPS | 3518090 | ||||
Luas | 22,68 km² | ||||
Desa/kelurahan | 14 | ||||
|
Kertosono adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Nganjuk yang terletak di sebelah timur dan berada di tepian Sungai Brantas. Kertosono merupakan salah satu pusat ekonomi terpenting di Kabupaten Nganjuk. Kertosono memiliki lokasi strategis yang dilewati jalan nasional dan menjadi persimpangan tiga kabupaten yaitu Nganjuk, Jombang, dan Kediri.[1][2] Nama Kertosono dipakai sebagai nama ruas Jalan Tol Trans-Jawa yaitu ruas Ngawi-Kertosono dan Kertosono-Mojokerto. Kecamatan ini terdapat Stasiun Kertosono yang merupakan satu dari dua stasiun yang masih aktif di Kabupaten Nganjuk selain Stasiun Nganjuk. Stasiun Kertosono melayani hampir seluruh perjalanan KA penumpang dan barang di persimpangan jalur Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang.
Secara historis, Kertosono merupakan wilayah kadipaten yang berdiri sendiri pada masa Kesultanan Mataram. Namun kemudian, pada masa Hindia Belanda Kertosono dilebur dengan kadipaten lain di sekitarnya menjadi Kabupaten Berbek dengan Kertosono berstatus sebagai distrik. Kabupaten Berbek nantinya mengalami pemindahan ibukota dan berubah nama menjadi Kabupaten Nganjuk.[3]
Kertosono merupakan tempat kelahiran berbagai tokoh nasional seperti Letjen TNI Witarmin, Mayjen TNI Istu Hari Subagio, serta salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama yaitu KH Dahlan Abdul Qohar.[4][5]