Kesultanan Demak | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1481/1482[a]–1554 | |||||||||||||||
Jangkauan operasi militer Demak yang diketahui hingga masa pemerintahan Sultan Trenggana (1521–1546) | |||||||||||||||
Status | Kesultanan | ||||||||||||||
Ibu kota | |||||||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Jawa Kuno (selanjutnya berkembang menjadi bahasa Jawa modern seperti sekarang) Bahasa Melayu sebagai bahasa perdagangan | ||||||||||||||
Agama | Islam (resmi) | ||||||||||||||
Pemerintahan | Monarki absolut Islam | ||||||||||||||
• 1478–1504 | Raden Patah | ||||||||||||||
• 1505–1518 | Trenggana | ||||||||||||||
• 1518–1521 | Pati Unus | ||||||||||||||
Trenggana | |||||||||||||||
• 1546–1547 | Sunan Prawoto | ||||||||||||||
• 1547 - 1554 | Arya Penangsang | ||||||||||||||
Pendirian | |||||||||||||||
Era Sejarah | Penyebaran Islam di Jawa | ||||||||||||||
• Pendirian | 1481/1482[a] | ||||||||||||||
• Ekspedisi ke Melaka Portugis | 1512, 1521 | ||||||||||||||
• Penaklukkan Sunda Kelapa | 1527 | ||||||||||||||
• Perpindahan kekuasaan ke Pajang | 1554 | ||||||||||||||
| |||||||||||||||
Sekarang bagian dari | Indonesia | ||||||||||||||
| |||||||||||||||
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Indonesia |
Garis waktu |
Portal Indonesia |
Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di Demak. Demak sebelumnya merupakan Kadipaten Majapahit yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Berdasarkan cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, yang merupakan keluarga dinasti Majapahit.[7][8]
Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri kekuasaan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa.[9] Sepanjang awal hingga pertengahan abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Trenggana. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di Pulau Jawa hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh Islam.[10] Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah Sunda Kelapa, yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan Kerajaan Sunda. Hubungan aliansinya dengan Imperium Portugal sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin oleh Fatahillah melancarkan serangan sukses ke Sunda Kelapa yang memukul mundur Portugal dan Sunda. Fatahillah kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi Jayakarta.[11] Di luar Jawa, Demak memiliki kekuasaan atas Jambi dan Palembang di Sumatra bagian timur.[12]
Kerajaan mulai mengalami kemunduran ketika Trenggana terbunuh dalam perang melawan Panarukan pada 1546. Sunan Prawoto kemudian naik takhta menggantikannya, tetapi dibunuh pada 1547 oleh suruhan Arya Panangsang, penguasa Jipang yang ingin menjadi raja Demak.[13] Perang perebutan takhta segera terjadi dan berakhir dengan dibunuhnya Arya Penangsang oleh Joko Tingkir, penguasa Pajang, sebagai hukuman. Joko Tingkir kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke Pajang, tempat kekuasaannya. Dengan demikian Kerajaan Demak berakhir dengan didirikannya Kesultanan Pajang.[11][14]