Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura كسلطانن كوتاي كرتانݢارا ايڠ مرتاڤورا | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1300–Sekarang | |||||||||||
Wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai (berwarna hijau tua) sejak masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman, yang mencakup hampir seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur saat ini. | |||||||||||
Ibu kota | Kutai Lama (1300-1732) Pemarangan (1732-1782) Tenggarong (1782-Sekarang) | ||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Kutai | ||||||||||
Agama | Islam (resmi) Kaharingan Animisme | ||||||||||
Demonim | Urang Kutai | ||||||||||
Pemerintahan | Monarki Konstitusional | ||||||||||
Sultan | |||||||||||
• 1300-1325 | Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti | ||||||||||
• 1845-1899 | Sultan Aji Muhammad Sulaiman | ||||||||||
• 1920-1981 (1960 status diturunkan) | Sultan Aji Muhammad Parikesit | ||||||||||
• 1999-2018 | Sultan Aji Muhammad Salehuddin II | ||||||||||
• 2018-Sekarang | Sultan Aji Muhammad Arifin | ||||||||||
Sejarah | |||||||||||
• Pendirian | 1300 | ||||||||||
• Bergabung dengan Indonesia | 1950 Sekarang | ||||||||||
| |||||||||||
Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura alias Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, atau umumnya disebut Kesultanan Kutai, adalah sebuah kerajaan di Pulau Kalimantan bagian timur yang bermula dari kerajaan Hindu yang berdiri pada tahun 1300 di Kutai Lama dan kemudian berubah menjadi kerajaan Islam di tahun 1575, sampai pemerintahannya secara politik dan administratif berakhir pada tahun 1960. Kerajaan ini berawal di Jaitan Layar dan kemudian berpusat di Tepian Batu.
Dengan alasan stabilitas dan pertahanan, pusat kerajaan kemudian berpindah ke Pemarangan, dan terakhir di Tepian Pandan. Pada tahun 1635, Kerajaan Kutai Kertanegara berhasil memenangkan perang melawan Kerajaan Kutai Martapura. Atas kemenangan tersebut, wilayah Kerajaan Kutai Kertanegara bertambah luas melalui aneksiasi terhadap Kerajaan Martapura, dan nama Kerajaan Kutai pun diubah menjadi Kerajaan Kutai Kertanegara ing Martapura (yang pada masa selanjutnya disebut pula sebagai Kutai Kartanegara ing Martadipura).[1]
Setelah bergabungnya Kesultanan Kutai dengan Republik Indonesia sampai dihapuskannya Daerah Istimewa Tingkat II Kutai di tahun 1960, pada tahun 1999 Kesultanan Kutai secara resmi dihidupkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya pelestarian adat dan budaya Kutai keraton,[2] ditandai dengan penobatan sang pewaris takhta yang dilangsungkan dua tahun kemudian, yaitu ditabalkannya Putra Mahkota Aji Pangeran Prabu Anum Surya Adiningrat menjadi Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura ke-20 bergelar Sultan Aji Muhammad Salehuddin II, pada tanggal 22 September 2001.