Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
Kamboja | |
Bahasa | |
Rumpun bahasa Mon–Khmer, Rumpun bahasa Austronesia, Khmer, Vietnam, Lao, Thai | |
Agama | |
Buddhisme Theravada, Animisme |
Khmer Loeu (bahasa Khmer: ខ្មែរលើ, pengucapan Khmer: [kʰmae ləː], "Khmer dataran tinggi") adalah nama bersama yang diberikan kepada berbagai kelompok etnis asli yang berada di dataran tinggi Kamboja. Khmer Loeu ditemukan terutama di timur laut Provinsi Ratanakiri, Stung Treng, dan Mondulkiri. Sebagian besar kelompok dataran tinggi ini merupakan suku Mon–Khmer dan berhubungan jauh, satu sama lainnya, dengan Khmer. Dua kelompok Khmer Loeu merupakan suku Chamik, cabang dari suku bangsa Austronesia, dan memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda. Suku-suku yang menuturkan Mon–Khmer merupakan penduduk asli daratan Asia Tenggara, nenek moyang suku-suku ini telah menyebar ke daerah ini dari barat laut selama zaman logam prasejarah.[1] Kelompok yang menuturkan Austronesia, Rade dan Jarai, merupakan keturunan suku bangsa Melayu-Polinesia yang datang ke daerah yang sekarang menjadi pesisir Vietnam, melihat bangkit-runtuhnya kerajaan Champa, dan kemudian bermigrasi ke barat melintasi Deretan Annam, menyebar di antara kelompok Mon–Khmer.[2][3]
Kelompok berbeda yang membentuk kelompok Khmer Loeu diperkirakan terdiri dari 17–21 kelompok etnis berbeda dan menuturkan paling sedikit 17 bahasa berbeda.[4] Berbeda dengan minoritas di dataran rendah Cham, Vietnam, dan Tiongkok, kelompok Khmer Loeu belum terintegrasi ke dalam masyarakat maupun budaya Khmer dan tetap tidak terorganisasi secara politik, serta kurang terwakili dalam pemerintahan Kamboja. Tidak pernah ada perjanjian antara kelompok Khmer Loeu dengan pemerintah dan juga Kamboja bukan penandatangan Konvensi Penduduk Asli dqn Masyarakat Adat.[4] Undang-undang pertanahan Kamboja tahun 2001 menjamin hak masyarakat adat atas tanah adat mereka,[4] tetapi pemerintah dituduh secara rutin melanggar ketentuan tersebut, menyita lahan dengan tujuan mulai dari penebangan hutan untuk kepentingan komersial hingga pembangunan asing.[5][6][7]