Kolangiokarsinoma

Kolangiokarsinoma
Gambar mikroskopik pada kolangiokarsinoma intrahepatik (gambar sebelah kanan) yang berdekatan dengan sel hati normal (gambar sebelah kiri). Noda H&E.
Informasi umum
Nama lainKanker saluran empedu
Pelafalan
SpesialisasiOnkologi
Faktor risikoPrimary sclerosing cholangitis, ulcerative colitis, infeksi cacing hati tertentu, malformasi kongenital pada hati
Aspek klinis
Gejala dan tandaNyeri perut, Kulit menguning, Penurunan berat badan, Pruritis, Demam
Awal muncul70 tahun
DiagnosisDikonfirmasi dengan pemeriksaan tumor secara mikroskopik
PerawatanPembedahan, kemoterapi, terapi radiasi, prosedur pemasangan stent, transplantasi hati
Prevalensi1-2 dari 100.000 orang per tahun (kejadian di negara Barat)

Kolangiokarsinoma atau dikenal sebagai kanker saluran empedu adalah jenis kanker yang terbentuk di saluran empedu.[1] Beberapa gejala yang timbul pada pengidap kolangiokarsinoma antara lain sakit perut, kulit kekuningan, penurunan berat badan, rasa gatal, dan demam.[2] Perubahan warna tinja menjadi lebih terang atau urin menjadi lebih gelap juga dapat terjadi.[3] Kanker saluran empedu lainnya yaitu kanker kandung empedu dan kanker ampula vater.[4]

Faktor risiko untuk kolangiokarsinoma antara lain adalah primary sclerosing cholangitis (penyakit radang saluran empedu), kolitis ulseratif, sirosis, hepatitis C, hepatitis B, infeksi cacing hati tertentu, dan beberapa malformasi hati kongenital.[2][5][6] Namun, kebanyakan orang tidak memiliki faktor risiko yang dapat diidentifikasi. Diagnosis dicurigai berdasarkan kombinasi tes darah, pencitraan medis, endoskopi, dan terkadang melalui tindakan bedah. Untuk mengonfirmasi penyakit ini dilakukan pemeriksaan sel tumor menggunakan mikroskop.[3] Kolangiokarsinoma biasanya merupakan adenokarsinoma (kanker yang membentuk kelenjar atau mengeluarkan musin).[5]

Setelah didiagnosis, kolangiokarsinoma biasanya tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu, deteksi dini sangat diperlukan.[2][7]Dalam kasus ini, perawatan paliatif yang dapat dilakukan antara lain adalah tindakan bedah, kemoterapi, terapi radiasi, dan prosedur pemasangan stent.[2] Pada sekitar sepertiga kasus yang melibatkan saluran empedu dan lebih jarang dengan lokasi lain, tumor dapat diangkat sepenuhnya melalui tindakan pembedahan yang memberikan kesempatan untuk sembuh.[2] Bahkan ketika operasi pengangkatan berhasil, kemoterapi dan terapi radiasi umumnya akan tetap direkomendasikan sebagai terapi tambahan.[2]Dalam kasus tertentu, tindakan operasi termasuk transplantasi hati dapat dilakukan.[5] Namun, ketika operasi berhasil, kelangsungan hidup 5 tahun biasanya kurang dari 50%.[8]

Kolangiokarsinoma jarang terjadi di negara Barat, dengan perkiraan kejadian 0,5-2 dari 100.000 orang per tahun.[2][8]Kolangiokarsinoma lebih banyak diidap oleh masyarakat di Asia Tenggara di mana banyak terjadi kasus infeksi oleh cacing hati.[9] Di Thailand, tingkat kejadian kolangiokarsinoma adalah 60 dari 100.000 orang per tahun.[9]Kanker ini biasanya terjadi pada orang berusia 70-an. Namun, pada orang yang mengidap penyakit radang saluran empedu (primary sclerosing cholangitis), peluang kemungkinan munculnya kanker ini terjadi lebih awal yaitu pada usia 40-an. Tingkat kejadian kolangiokarsinoma di negara Barat telah mengalami peningkatan.

  1. ^ "cholangiocarcinoma". cancer (dalam bahasa Inggris). 2011-02-02. Diakses tanggal 2022-02-10. 
  2. ^ a b c d e f g "Bile Duct Cancer (Cholangiocarcinoma) Treatment (PDQ®)–Health Professional Version - National Cancer Institute". cancer (dalam bahasa Inggris). 2021-10-08. Diakses tanggal 2022-02-10. 
  3. ^ a b "Bile Duct Cancer (Cholangiocarcinoma) Treatment (PDQ®)–Patient Version - National Cancer Institute". www.cancer.gov (dalam bahasa Inggris). 2021-08-20. Diakses tanggal 2022-02-10. 
  4. ^ Benavides, M.; Antón, A.; Gallego, J.; Gómez, M. A.; Jiménez-Gordo, A.; La Casta, A.; Laquente, B.; Macarulla, T.; Rodríguez-Mowbray, J. R. (2015-12-01). "Biliary tract cancers: SEOM clinical guidelines". Clinical and Translational Oncology (dalam bahasa Inggris). 17 (12): 982–987. doi:10.1007/s12094-015-1436-2. ISSN 1699-3055. PMC 4689747alt=Dapat diakses gratis. PMID 26607930. 
  5. ^ a b c Razumilava, Nataliya; Gores, Gregory J. (2014-06-21). "Cholangiocarcinoma". The Lancet (dalam bahasa English). 383 (9935): 2168–2179. doi:10.1016/S0140-6736(13)61903-0. ISSN 0140-6736. PMC 4069226alt=Dapat diakses gratis. PMID 24581682. 
  6. ^ Steele, Jennifer A.; Richter, Carsten H.; Echaubard, Pierre; Saenna, Parichat; Stout, Virginia; Sithithaworn, Paiboon; Wilcox, Bruce A. (2018-05-17). "Thinking beyond Opisthorchis viverrini for risk of cholangiocarcinoma in the lower Mekong region: a systematic review and meta-analysis". Infectious Diseases of Poverty. 7 (1): 44. doi:10.1186/s40249-018-0434-3. ISSN 2049-9957. PMC 5956617alt=Dapat diakses gratis. PMID 29769113. 
  7. ^ Zhang, Tan; Zhang, Sina; Jin, Chen; Lin, Zixia; Deng, Tuo; Xie, Xiaozai; Deng, Liming; Li, Xueyan; Ma, Jun (2021-11-23). "A Predictive Model Based on the Gut Microbiota Improves the Diagnostic Effect in Patients With Cholangiocarcinoma". Frontiers in Cellular and Infection Microbiology. 11: 751795. doi:10.3389/fcimb.2021.751795. ISSN 2235-2988. PMC PMC8650695alt=Dapat diakses gratis Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 34888258 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  8. ^ a b Bridgewater, John A.; Goodman, Karyn A.; Kalyan, Aparna; Mulcahy, Mary F. (2016-05-01). "Biliary Tract Cancer: Epidemiology, Radiotherapy, and Molecular Profiling". American Society of Clinical Oncology Educational Book (36): e194–e203. doi:10.1200/EDBK_160831. ISSN 1548-8748. 
  9. ^ a b Bosman, Frank T. (2014). World Cancer Report 2014 (PDF). Bernard W. Stewart, Christopher P. Wild. Lyon, France: International Agency for Research on Cancer WHO. hlm. 403–12. ISBN 978-92-832-0429-9. OCLC 903962851. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Nelliwinne