Kota Balikpapan | |
---|---|
Julukan: Kota Minyak | |
Motto: Manuntung (Banjar) kerja tuntas dan totalitas | |
Koordinat: 1°08′56″S 116°54′11″E / 1.1489°S 116.9031°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Timur |
Dasar hukum | UURI No.27 1959 |
Hari jadi | 10 Februari 1897 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Rahmad Mas'ud |
• Wakil Wali Kota | lowong |
• Sekretaris Daerah | Muhaimin (Pj.)[1] |
• Ketua DPRD | Abdulloh |
Luas | |
• Total | 503,3 km2 (194,3 sq mi) |
Peringkat | 13 |
Populasi | |
• Total | 746.804 |
• Kepadatan | 1,500/km2 (3,800/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Kutai, Dayak, Jawa, Bugis, Banjar, Lawangan |
• IPM | 82,03 (2023) sangat tinggi [4] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode pos | 76111-76136 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | (+62) 542 |
Pelat kendaraan | KT |
Kode Kemendagri | 64.71 |
Kode SNI 7657:2023 | BPN |
APBD | Rp 2,7 Triliun (2020)[5] |
PAD | Rp 710 Miliar (2020) |
DAU | Rp 482 Miliar (2020) |
Semboyan daerah | Balikpapan Kota Beriman |
Situs web | balikpapan |
BALIKPAPAN adalah sebuah kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Balikpapan menjadi kota terbesar kedua di Kalimantan Timur, setelah Kota Samarinda, dengan total penduduk sebanyak 746.804 jiwa pada pertengahan tahun 2024.[2][6]
Sebagai pusat bisnis dan industri, kota ini memiliki perekonomian terbesar di seluruh Kalimantan, dengan total PDRB mencapai Rp79,65 triliun pada tahun 2016.[7] Balikpapan menjadi salah satu dari 3 gerbang menuju ibu kota Indonesia yang baru, dengan keberadaan Pelabuhan Semayang (tersibuk kedua setelah Pelabuhan Samarinda[8]) dan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang merupakan bandara kota tersibuk ketiga di Kalimantan,[9] setelah Banjarmasin[10][11] dan Pontianak.[12]
Terbentuknya Balikpapan berawal dari sebuah perkampungan nelayan di tepi Selat Makassar pada abad ke-19. Pengeboran pertama sumur minyak di kota ini dimulai pada 10 Februari 1897, yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Balikpapan. Pada tahun 1907, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) mendirikan kantor di kota ini, yang kemudian diikuti oleh masuknya investasi dari berbagai perusahaan multinasional. Berdasarkan survey persepsi masyarakat dengan 1000 responden, kota Balikpapan dulunya dinobatkan IAP sebagai salah satu kota paling layak huni di Indonesia tahun 2014[13] dan 2017.[14] Namun pada tahun 2022, kota ini justru tertinggal oleh Samarinda[15][16] dan tidak lagi dinobatkan dalam 10 besar.[17]