Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Gaza
غَزَّة Kota Gaza Gaza City | |
---|---|
Transkripsi Arab | |
• Latin (resmi) | Ghazzah |
• Latin (DIN 31635) | Ġazzah |
Negara | Palestina |
Kegubernuran | Gaza |
Ditemukan | Abad ke-15 SM |
Pemerintahan | |
• Jenis | Kota (dari 1994[2]) |
• Kepala Kotamadya | Yahya Al-Sarraj (Dipasang oleh Hamas) |
Luas | |
• Total | 45,000 dunams (45 km2 or 17 sq mi) |
Populasi (Sensus 2017)[4] | |
• Total | 590.481 |
• Kepadatan | 13/km2 (34/sq mi) |
Situs web | mogaza.org |
Gaza (/ˈɡɑːzə/;[5] bahasa Arab: غَزَّةُ Ġazzah, IPA: [ˈɣazza]; bahasa Ibrani: עַזֲה 'Azzah), yang juga disebut sebagai Kota Gaza, adalah sebuah kota Palestina di Jalur Gaza, dengan populasi 515,556, menjadikannya kota terbesar di Palestina. Ditinggali sejak sekitar abad ke-15 SM,[6] Gaza didominasi oleh beberapa suku bangsa dan kekaisaran yang berbeda sepanjang sejarahnya. Filistin menjadikannya bagian dari pentapolis mereka setelah bangsa Mesir Kuno menguasainya selama sekitar 350 tahun.
Di bawah kekuasaan Romawi dan kemudian Bizantium, Gaza mengalami perdamaian dan pelabuhannya berkembang. Pada 635 Masehi, kota tersebut menjadi kota pertama di Palestina yang ditaklukan oleh tentara Rashidun dan dengan cepat menjadi pusat hukum Islam. Namun, pada saat tentara Salib menginvasi kota tersebut pada akhir abad ke-11, kota tersebut runtuh. Gaza mengalami beberapa masa sulit—dari serangan Mongol sampai banjir dan belalang, membuatnya turun menjadi desa pada abad ke-16, saat dimasukkan ke dalam Kesultanan Utsmaniyah. Pada paruh pertama masa pemerintahan Utsmaniyah, dinasti Ridwan mengendalikan Gaza dan di bawah kepemimpinannya, kota tersebut mengalami masa komersial dan perdamaian yang besar. Munisipalitas Gaza didirikan pada 1893.
Gaza jatuh ke tangan pasukan Inggris pada Perang Dunia I, menjadikannya sebuah bagian dari Mandat Palestina.
Mesir memerintah teritorial Jalur Gaza yang baru dibentuk dan beberapa penanganan dilakukan di kota tersebut.[7] Gaza ditaklukan oleh Israel saat Perang Enam Hari pada 1967, tetapi pada 1993, kota tersebut diserahkan kepada Otoritas Nasional Palestina. Pada bulan-bulan setelah pemilihan 2006, sebuah konflik bersenjata pecah antara faksi politik Palestina Fatah dan Hamas, yang mengakibatkan Hamas mengambil kekuasaan atas Gaza. Mesir dan Israel kemudian melakukan blokade di Jalur Gaza.[8] Israel melonggarkan blokade yang mengizinkan barang-barang konsumen pada Juni 2010, dan Mesir membuka kembali penyeberangan perbatasan Rafah pada 2011 untuk pejalan kaki.[8][9]
Aktivitas ekonomi utama Gaza adalah pertanian dan industri berskala kecil. Namun, blokade dan konflik terkini membuat ekonominya berada di bawah tekanan.[10] Mayoritas penduduk Gaza adalah Muslim, meskipun terdapat juga minoritas Kristen. Gaza memiliki populasi penduduk yang sangat muda dengan sekitar 75% berada di bawah usia 25 tahun. Kota tersebut sekarang diurus oleh dewan munisipal beranggotakan 14 orang.
Sebelum perang Israel–Hamas tahun 2023, kota ini merupakan kota terpadat di Palestina, ketika pengungsian besar-besaran terjadi selama perang.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama PASSIA
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama GazaMunicipality
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan