Medan | |
---|---|
Kota Medan | |
Transkripsi bahasa daerah | |
• Abjad Jawi | ميدن |
• Surat Batak | ᯔᯩᯑᯉ᯲ |
• Hanzi | 棉蘭 |
• Aksara Tamil | மேடான் |
Etimologi:
| |
Julukan:
| |
Motto: Kolaborasi Medan Berkah[3] | |
Koordinat: 3°35′22″N 98°40′26″E / 3.5894°N 98.6739°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Tanggal berdiri | 24 November 1956[4] |
Dasar hukum | UU No. 16 Tahun 2024[4] |
Hari jadi | 1 Juli 1590 |
Pendiri | Guru Patimpus Sembiring Pelawi |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Bobby Nasution |
• Wakil Wali Kota | Aulia Rachman |
• Sekretaris Daerah | Wiriya Alrahman |
• Ketua DPRD | Wong Chun Sen Tarigan |
Luas | |
• Total | 265,10 km2 (102,36 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 2.539.829 |
• Kepadatan | 9,600/km2 (25,000/sq mi) |
• Laki-laki | 1.242.313 |
• Perempuan | 1.252.199 |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Melayu, Batak (Toba, Karo, Angkola, Mandailing, Dairi), Jawa, Hokkien, Mandarin, Minangkabau, Aceh, [Bahasa Tamil |
• IPM | 83,23 (2024) sangat tinggi [7] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 20028 - 22525 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 61 |
Pelat kendaraan | BK |
Kode Kemendagri | 12.71 |
Kode SNI 7657:2023 | MDN |
APBD | Rp 7.576.220.000.000,- (2024)[8] |
PAD | Rp 3.770.970.000.000,- (2024)[8] |
DAU | Rp 1.931.432.611.000,- (2024)[9] |
DAK | Rp 577.154.825.000,- (2024)[10] |
Semboyan daerah | Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Kota Medan metropolitan[11] |
Flora resmi | Trembesi[12] |
Fauna resmi | Lele santun[12] |
Situs web | pemkomedan |
Medan (Jawi: ميدن; Surat Batak: ᯔᯩᯑᯉ᯲; Hanzi: 棉蘭; Tamil: மேடான்) adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah DKI Jakarta, Surabaya, dan Bandung serta kota terbesar di luar Pulau Jawa, sekaligus kota terbesar di Pulau Sumatra.[13][14][15]
Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional Kualanamu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api. Medan adalah kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan bandara dengan kereta api. Berbatasan dengan Selat Malaka, Medan menjadi kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat penting di Indonesia. Pada tahun 2022, Kota Medan memiliki penduduk sebanyak 2.494.512 jiwa, dengan kepadatan penduduk 9.413 jiwa/km2.[5][13]
Sejarah Medan berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan Kesultanan Deli, sebuah kerajaan Melayu. Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari Inggris pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah Hindia Belanda memberikan status kota pada 1 April 1909 dan menjadikannya pusat pemerintahan Karesidenan Sumatra Timur. Memasuki abad ke-20, Medan menjadi kota yang penting di luar Pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.
Menurut Bappenas, Medan adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Jakarta, Surabaya, dan Makassar.[16][17] Medan adalah kota multietnis yang penduduknya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain Melayu dan Batak Karo sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak, Tionghoa, Minangkabau, dan India. Mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor perdagangan, sehingga banyak ditemukan ruko di berbagai sudut kota. Di samping kantor-kantor pemerintah provinsi, di Medan juga terdapat kantor-kantor konsulat dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, India, Jepang, Malaysia, dan Jerman.