Koteka adalah pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Pulau Papua. Kata koteka sendiri berasal dari bahasa mee yang berarti pakaian, dalam bahasa dani disebut holim.[1] Koteka terbuat dari moncong burung taun-taun (Rhyticeros plicatus) dan kulit labu.[2] Mulut burung taun-taun ini dapat diperoleh dengan cara berburu, sedangkan labu air (lagenaria siceraria) ini ditanam dan diproses sehingga berbentuk yang dinamakan koteka yang digunakan oleh kaum laki-laki.
Bagi masyarakat Hubula (Dani) di Lembah Baliem, bentuk holim berkaitan dengan status pemakainya. Koteka dengan ujung melengkung ke depan (kolo) dipakai oleh Ap Kain (pemimpin konfederasi), koteka yang melengkung ke samping (haliag) dipakai golongan menengah seperti Ap Menteg (panglima perang) atau Ap Ubalik (tabib atau pemimpin adat). Sedangkan koteka yang bentuknya tegak lurus digunakan oleh masyarakat biasa.[1]
Namun, setiap suku memiliki perbedaan bentuk koteka. Orang suku Yali, misalnya, menyukai bentuk labu yang panjang untuk humi mereka.[3] Sedangkan orang Lani di Tiom biasanya memakai dua labu untuk membentuk kobeba.