Lawang Sewu | |
---|---|
Nama sebelumnya | Administratiegebouw van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang |
Informasi umum | |
Jenis | Gedung perkantoran |
Gaya arsitektur | Arsitektur Hindia Baru |
Alamat | Jalan Pemuda |
Kota | Semarang |
Negara | Indonesia |
Koordinat | 6°59′2.13″S 110°24′38.28″E / 6.9839250°S 110.4106333°E |
Peletakan batu pertama | 27 Februari 1904 |
Rampung | 27 Februari 1919 |
Dibuka | 27 Februari 1907 |
Pemilik | Kereta Api Indonesia |
Tuan tanah | KAI Wisata |
Data teknis | |
Jumlah lantai | 3 |
Desain dan konstruksi | |
Arsitek | C. Citroen |
Firma arsitektur | J. F. Klinkhamer dan B. J. Ouëndag |
Cagar budaya Indonesia Lawang Sewu | |
Peringkat | Nasional |
Kategori | Bangunan |
No. Regnas | CB.30 |
Lokasi keberadaan | Semarang, Jawa Tengah |
Tanggal SK | 1992, 2010 & 2014 |
Pemilik | Kereta Api Indonesia |
Pengelola | KAI Wisata |
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya |
Lawang Sewu (Bahasa Jawa: ꧋ꦭꦮꦁꦱꦺꦮꦸ artinya Seribu Pintu), sebelumnya Gedung Administrasi N.V. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij di Samarang (bahasa Belanda: Administratiegebouw van de N.V. Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij te Samarang) adalah bekas bangunan perkantoran yang terletak di seberang Tugu Muda, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Bangunan ini dahulu merupakan kantor pusat Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), dan saat ini berstatus sebagai aset Kereta Api Indonesia (KAI). Hal ini terjadi karena merupakan hasil dari perebutan aset-aset NIS dan perusahaan kereta api lain oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) pada masa Perang Kemerdekaan. Saat ini bangunan tersebut dijadikan sebagai museum dan galeri sejarah perkeretaapian oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur dan kini dioperasikan KAI Wisata, anak perusahaan KAI yang bergerak di bidang pariwisata.[1][2]