Leonardus Benjamin Moerdani | |
---|---|
Menteri Pertahanan dan Keamanan ke-17 | |
Masa jabatan 21 Maret 1988 – 17 Maret 1993 | |
Presiden | Soeharto |
Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ke-6 | |
Masa jabatan 29 Maret 1983 – 5 September 1988 | |
Pengganti Tidak ada, jabatan dihapuskan | |
Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ke-8 | |
Masa jabatan 28 Maret 1983 – 27 Februari 1988 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Blora, Midden-Java, Hindia Belanda | 2 Oktober 1932
Meninggal | 29 Agustus 2004 Jakarta, Indonesia | (umur 71)
Suami/istri | Hartini Moerdani (m. 1964) |
Anak | 1 |
Orang tua |
|
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1952–1988 |
Pangkat | Jenderal TNI |
NRP | 289461[1] |
Satuan | Infanteri (Kopassus) |
Pertempuran/perang | |
Sunting kotak info • L • B |
Jenderal TNI (Purn.) Leonardus Benyamin Moerdani, atau L.B. Moerdani, atau kerap disebut Benny Moerdani (2 Oktober 1932 – 29 Agustus 2004) adalah salah satu tokoh militer Indonesia paling berpengaruh pada era Orde Baru. Benny Moerdani dikenal sebagai perwira TNI yang banyak berkecimpung di dunia intelijen, sehingga sosoknya banyak dianggap misterius. Selain itu, Ia juga memiliki julukan yang merupakan antitesis dari Soeharto yaitu "Unsmiling General".[2]
Moerdani merupakan perwira yang ikut terjun langsung di operasi militer penanganan pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 di Bandara Don Mueang, Bangkok, Kerajaan Thai pada tanggal 28 Maret 1981, peristiwa yang kemudian dicatat sebagai peristiwa pembajakan pesawat pertama dalam sejarah maskapai penerbangan Republik Indonesia dan terorisme bermotif jihad pertama di Indonesia. Ia juga dianggap banyak kalangan sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap peristiwa Tanjung Priok dan penembakan misterius pada tahun 1980-an .
Dalam posisi pemerintahan, selain sebagai Panglima ABRI, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan dan juga Pangkopkamtib.