![]() ![]() | |
Nama dalam bahasa asli | (grc) Λεύκιππος ![]() |
---|---|
Biografi | |
Kelahiran | 5 abad SM ![]() Miletos, presumably (en) ![]() ![]() |
Kematian | 5 abad SM ![]() |
Kegiatan | |
Spesialisasi | Filsafat dan kosmologi ![]() |
Pekerjaan | filsuf, fisikawan ![]() |
Aliran | Atomisme, materialisme dan Filsafat pra-Sokrates ![]() |
Murid | Democritus ![]() |
Leukippos (/luːˈsɪpəs/; Λεύκιππος, Leúkippos; abad ke-5 SM) adalah seornag filsuf Yunani pra-Sokrates. Ia dianggap sebagai pendiri atomisme, yang dikembangkan olehnya dengan muridnya Demokritus. Leukippos membagi dunia dalam dua entitas: atom, partikel tak terpisahkan yang membuat segala hal, dan ruang kosong, ketiadaan yang ada di antara atom-atom. ia mengembangkan filsafatnya sebagai tanggapan terhadap Mazhab Elea, yang meyakini bahwa segala hal adalah satu dan ruang kosong tidaklah ada. Gasan Leukippos berpengaruh dalam filsafat kuno dan Renaisans. Leukippos adalah filsafat Barat pertama yang mengembangkan konsep atom, tetapi gagasannya hanyalah sekadar sangat mirip dengan teori atom modern.
Atomisme Leukippos berasal dari bentuk-bentuk yang tidak terbatas dan eksis dalam gerakan konstan, menciptakan sebuah alam deterministik yang segala sesuatunya disebabkan oleh tabrakan atom-atom. Leukippos menggambarkan awal mula kosmos sebagai sebuah pusaran atom-atom yang kemudiannya membentuk bumi, matahari, bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya. Karena Leukippos meyakini bahwa atom-atom dan kekosongan adalah tidak terbatas, ia menduga bahwa dunia lainnya harus eksis sebagai kosmos yang terbentuk disuatu tempat lainnya. Leukippos dan Demokritos menggambarkan sebuah nyawa sebagai bentuk dari susunan atom yang berbentuk bola dan beredar ke seluruh tubuh melalui pernapasan dan menciptakan masukan pikiran dan sensorik.
Catatan tentang Leukippos berasal dari Aristoteles dan Theofrastos, filsuf kuno yang hidup setelah Leukippos dan hanya sedikit yang diketahui dari hidup Leukippos. Para ilmuwan sepakat bahwa Leukippos itu nyata meskipun beberapa ilmuwan mempertanyakan keberadaannya alih-alih menghubungkan pemikiran-pemikirannya dengan Democritus. Para filsuf masa kini jarang sekali membedakan gagasannya masing-masing. Dua karyanya diatribusikan kepada Leucippus (The Great World System dan On Mind), tetapi hampir semua isinya telah hilang kecuali satu kalimat.