Ringkasan pesawat hilang | |
---|---|
Tanggal | 8 Maret 2014 |
Ringkasan | Tidak meyakinkan, beberapa puing ditemukan |
Lokasi | Samudra Hindia, kemungkinan selatan |
Penumpang | 227 |
Awak | 12 |
Tewas | 239 (diduga) |
Hilang | Hilang selama 10 tahun, 10 bulan dan 17 hari |
Selamat | 0 (diduga) |
Jenis pesawat | Boeing 777-200ER |
Operator | Malaysia Airlines |
Registrasi | 9M-MRO |
Asal | Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur |
Tujuan | Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing |
Malaysia Airlines Penerbangan 370 (MH370/MAS370)[a] adalah penerbangan penumpang internasional terjadwal yang menghilang pada tanggal 8 Maret 2014 dalam perjalanan dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur ke Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing. Pesawat Boeing 777-200ER ini terakhir kali melakukan kontak dengan pengawas lalu lintas udara kurang dari satu jam setelah lepas landas. Dioperasikan oleh Malaysia Airlines (MAS), pesawat ini mengangkut 12 awak kabin dan 227 penumpang dari 15 negara, kebanyakan di antaranya adalah warga negara Tiongkok.
Pada hari yang sama, upaya pencarian dan penyelamatan gabungan yang kabarnya merupakan yang terbesar sepanjang sejarah[2] dilancarkan di Teluk Thailand dan Laut Tiongkok Selatan.[3][4] Wilayah pencariannya diperluas hingga Selat Malaka dan Laut Andaman.[5][6][7] Tanggal 15 Maret, setelah muncul laporan media bahwa penyidik AS percaya bahwa pesawat ini berbelok ke barat melintasi Semenanjung Malaya setelah pengawas lalu lintas udara kehilangan kontak dan sebuah satelit masih menerima "ping" dari pesawat selama beberapa jam,[8][9][10][11] pencarian diperluas hingga Samudra Hindia. Per 18 Maret, ada 26 negara yang terlibat dalam pencarian pesawat ini.[12]
Pada tanggal 20 Maret, serangkaian foto satelit yang memperlihatkan kemungkinan adanya serpihan pesawat di Samudra Hindia selatan di sebelah barat daya Australia, tepatnya di ujung paling tenggara lokasi selatan, membuat aktivitas pencarian difokuskan di wilayah tersebut.[13] Serpihan lain di sekitarnya terlihat oleh pesawat militer Australia dan Tiongkok pada 24 Maret.[14] Meski keberadaannya masih tidak diketahui, per 24 Maret[update], pejabat Malaysia Airlines dan pemerintah Malaysia percaya bahwa pesawat ini jatuh di Samudra Hindia Selatan tanpa korban selamat berdasarkan analisis oleh penyelidik penerbangan Britania Raya dan perusahaan satelit Inmarsat.[15][16][17]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama 20140310cbcnews
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama 20140310indie
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama NYTaltitude
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama thestar18
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan