Artikel atau bagian mungkin perlu ditulis ulang agar sesuai dengan standar kualitas Wikipedia. |
Manajemen sumber daya awak pesawat atau manajemen sumber daya kokpit (CRM)[1][2] adalah suatu perangkat prosedur pelatihan untuk digunakan dalam lingkungan kerja di mana kesalahan manusia dapat membawa akibat yang menghancurkan. Utamanya, digunakan utamanya untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, CRM difokuskan pada komunikasi interpersonal, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan di kokpit pesawat suatu maskapai penerbangan. Pelopornya adalah David Beaty, mantan penerbang Angkatan Udara Kerajaan Inggris dan kemudian menjadi penerbang BOAC yang menulis Faktor Manusia dalam Kecelakaan Pesawat Udara (The Human Factor in Aircraft Accidents), bukunya yang berpengaruh yang dipublikasikan pertama kali tahun 1969. Meskipun banyak perkembangan alat alat bantu elektronik sejak itu, banyak prinsip-prinsip yang dikembangkannya terbukti efektif hingga saat ini.
Manajemen sumber daya awak pesawat di AS secara resmi dimulai dengan rekomendasi Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) yang ditulis oleh Penyelidik Keselamatan Udara NTSB dan psikolog penerbangan, Alan Diehl.[3] saatpe nyelidikannya atas kecelakaan Penerbangan United Airlines 173 pada tahun 1978. Masalah seputar kecelakaan itu termasuk awak pesawat DC-8 mengalami kehabisan bahan bakar di atas Portland, Oregon, saat menyelesaikan masalah roda pendaratan.[4]
Istilah "manajemen sumber daya kokpit" (kemudian digeneralisasikan menjadi "manajemen sumber daya awak pesawat") diciptakan pada tahun 1979 oleh psikolog NASA John Lauber yang telah mempelajari proses komunikasi di kokpit selama beberapa tahun.[5] Sambil mempertahankan hierarki komando, konsep tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan budaya kokpit yang kurang otoriter, di mana kopilot didorong untuk menanyai kapten jika mereka mengamati mereka melakukan kesalahan.[5]
Manajemen sumber daya awak pesawat berawal dari musibah bandara Tenerife tahun 1977 ketika dua pesawat Boeing 747 bertabrakan di landas pacu, menewaskan 583 orang. Beberapa minggu kemudian NASA menyelenggarakan suatu lokakarya tentang topik tersebut, mendukung pelatihan yang inovatif ini.[6] United Airlines merupakan maskapai pertama AS yang meluncurkan program CRM yang komprehensif yang dimulai tahun 1981.[7] Pada era tahun 1990-an, program itu menjadi standar di seluruh dunia.[5]
Selain itu, United Airlines melatih para awak kabinnya untuk memanfaatkan CRM dalam kaitannya dengan para pilot, untuk memberikan lapisan lain komunikasi yang ditingkatkan dan kerjasama tim. Kajian-kajian menunjukkan bahwa dengan penggunaan bersama CRM oleh kedua kelompok, hambatan komunikasi dapat dikurangi dan masalah dapat diselesaikan dengan lebih efisien, mengarah kepada meningkatnya keselamatan.[8] Konsep pelatihan CRM telah dimodifikasi untuk diterapkan pada rentang kegiatan yang luas di mana orang harus mengambil keputusan berbahaya dalam waktu singkat. Bidang-bidang ini termasuk pengatur lalu-lintas udara, penanganan armada kapal laut, pemadam kebakaran, ruang bedah medis.[9]