Homo sapiens balangodensis | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Tribus: | |
Genus: | |
Spesies: | Homo sapiens
|
Nama binomial | |
Homo s. balangodensis P. E. P. Deraniyagala, 1955
|
Manusia Bangaloda (Homo sapiens balangodensis[1]) adalah istilah yang merujuk pada hominid yang berasal dari Sri Lanka pada periode akhir zaman kuarter. Istilah ini awalnya digunakan untuk mengklasifikasikan anatomi dari Homo sapiens modern dari sisa-sisa kerangka yang ditemukan di situs arkeologi dekat Balangoda, yang mana situs arkeologi ini merupakan rujukan terhadap perkembangan Kebudayaan Balangoda pada zaman Mesolithikum di Srilanka. Bukti-bukti awal terkait Manusia Balangoda yang ditemukan di gua-gua dan situs lain jika diurutkan secara arkeologis merujuk pada 38.000 BP (~36.000 SM). Sementara, dari bukti berupa sisa-sisa kerangka yang digali merujuk pada kurun waktu yang lebih awal yakni 30.000 BP (28.000 SM), sekaligus menjadi penanda paling awal dari sejarah anatomi manusia modern di Asia Selatan. Benda-benda terkait Kebudayaan Balangoda juga ditemukan bersama sisa-sisa kerangka yang tergali, seperti ujung anak panah dari batu (microlith) yang merujuk pada 28,500 BP(~26.500 SM). Kurun waktu ini sama dengan kurun waktu dari perkakas batu sejenis yang ditemukan di beberapa situs arkeologi di Afrika, sekaligus menjadi kurun waktu paling awal terkait perkakas batu tersebut .
Terdapat penemuan lain seperti berbagai jenis tanaman dan hewan yang dianggap telah menjadi menu makanan Manusia Balangoda; seperti pisang liar, sukun, dan tulang ikan. Terdapat pula benda-benda yang digunakan sebagai ornamen pribadi seperti liontin yang terbuat dari kerang dan manik-manik dari tulang ikan hiu, yang menunjukkan bahwa Manusia Balangoda sesekali melakukan kontak dengan pantai yang jaraknya sekitar 40 km. Ini juga menandakan bahwa Manusia Balangoda pernah mengunjungi dataran Horton yang berada di tengah-tengah dataran tinggi Sri Lanka selama siklus tahunan untuk mengumpulkan makanan berupa tumbuhan-tumbuhan serealia, dan juga berburu hewan; seperti sapi liar, sambur, dan rusa.
Manusia Balangoda diperkirakan memiliki tengkorak yang tebal, dahi yang menonjol, hidung yang pesek atau tertekan, tulang rahang yang tegas, leher yang pendek, serta gigi besar yang mencolok. Penelitian lebih lanjut terhadap keteraturan dan sifat morfometrik dari fragmen tulang yang digali dari gua-gua yang ditempati oleh Manusia Balangoda selama periode waktu yang berbeda, menunjukan keterkaitan biologis yang sedikit, untuk periode sekitar 16.000 tahun. Sedikitnya keterkaitan biologis tersebut juga dapat dihubungkan secara berkelanjutan dengan masyarakat asli Vedda di Srilanka saat ini.