![]() ![]() | |
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 2 November 1861 ![]() Dijon (Kekaisaran Perancis Kedua) ![]() |
Kematian | 4 Juni 1949 ![]() Aix-en-Provence (Prancis) ![]() |
Data pribadi | |
Agama | Gereja Katolik Roma ![]() |
Pendidikan | École Normale Supérieure (1881–1884) Universitas Paris ![]() |
Kegiatan | |
Tesis akademis | Action: Essay on a Critique of Life and a Science of Practice (en) ![]() ![]() ![]() |
Pekerjaan | dosen (1899–1927), adjunct professor (en) ![]() ![]() |
Bekerja di | Aix-Marseille University (1896-1971) (en) ![]() ![]() Universitas Lille, dosen (Eropa) (1895–1896) ![]() |
Karya kreatif | |
Karya terkenal | |
Murid doktoral | Gaston Berger (mul) ![]() ![]() |
Keluarga | |
Anak | Charles Blondel (en) ![]() ![]() |
Saudara | Georges Blondel (en) ![]() ![]() |
Kerabat | André Blondel (mul) ![]() Édith Royer (en) ![]() ![]() |
Penghargaan
| |
![]() ![]() |
Maurice Blondel adalah seorang filsuf Prancis yang juga merupakan salah satu filsuf Katolik terbesar pada abad ke-20.[1] Blondel dilahirkan di kota Dijon pada tahun 1861.[1][2] Pada tahun 1881, Blondel belajar filsafat di Paris.[1] Setelah itu, pada tahun 1895, Blondel diangkat sebagai dosen di Universitas Lille.[1] Kemudian ia menjadi dosen filsafat di Universitas Aix-en-Provence dan mengajar di sana sampai tahun 1927, ketika ia mengundurkan diri karena alasan kesehatan.[1] Ia menetap di kota Aix-en-Provence hingga meninggal pada tahun 1949.[1]
Blondel pernah menyebabkan polemik karena tulisan-tulisannya tentang hubungan filsafat dan agama.[1] Dari pihak orang-orang Kristen, Blondel dituduh telah merasionalisasikan agama dan menjadikan agama Kristen semacam filsafat.[1] Sedangkan kalangan akademisi filsafat juga menuduh Blondel berusaha mengingkari kemandirian filsafat dari agama dan berusaha mencampuradukkan filsafat dengan agama.[1] Blondel menjawab pelbagai tuduhan itu melalui banyak artikel dan surat namun akhirnya Blondel memilih berdiam diri saja.[1]
Pokok filsafat Blondel adalah "perbuatan", yang sebenarnya tidak terlalu lazim dalam tema filsafat waktu itu.[1][2] Blondel berupaya menjadikan perbuatan sebagai ikatan yang menyatukan antara manusia yang satu dengan yang lainnya.[1] Selain itu, perbuatan juga menyatukan pemikiran dan kehidupan, tata susunan sosial, dan juga iman kepercayaan.[1] Tema "perbuatan" inilah yang dipakai Blondel menjembatani hubungan antara filsafat dan agama, sebab pada waktu itu filsafat cenderung menyingkirkan seluruh pembicaraan tentang agama.[1]