Maitreya Buddha | |
---|---|
Patung Bodhisattva Maitreya dari abad kedua Periode Seni Gandharan | |
Sanskerta: | मैत्रेय (Maitreya) |
Pāli | Metteyya |
Burma: | အရိမေတ္တေယျ (Arimeiteiya) |
Mandarin: | 彌勒菩薩 (Mílè Púsa) |
Jepang: | 弥勒菩薩 (Miroku Bosatsu) |
Tibet: | Byams Pa |
Mongolia: | ᠮᠠᠶᠢᠳᠠᠷᠢ᠂ ᠠᠰᠠᠷᠠᠯᠲᠣ; Майдар, Асралт; Mayidari, Asaraltu |
Korea: | 미륵보살 (Mireuk Bosal) |
Vietnam: | Di-lặc (Bồ Tát) |
Informasi | |
Dimuliakan oleh: | Theravada, Mahayana, Vajrayana |
Attribut: | Kebajikan Agung |
Didahului oleh: | Gautama Buddha |
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme |
---|
Metteyya (Pali; Sanskerta: Maitreya) adalah seorang bodhisatwa yang dianggap oleh semua aliran Buddhisme sebagai Buddha yang akan datang.[1][2] Dalam beberapa literatur Buddhis, seperti Sutra Amitabha dan Sutra Teratai, beliau juga disebut sebagai Ajitā (Tak Terkalahkan, Tak Tertandingi). Dalam bahasa Tionghoa, Maitreya dikenal dengan nama Mile Pusa (彌勒菩薩). Namanya berasal dari bahasa Sansekerta maitrī (Pali: metta; yang berarti cinta kasih atau niat baik). Nama Maitreya juga terkait dengan nama Indo-Iran, Mitra.[3]
Dalam semua aliran agama Buddha, Maitreya dipandang sebagai penerus langsung Buddha Gautama. Sebagai Buddha kelima dan terakhir dari kalpa (eon) saat ini, ajaran Maitreya akan difokuskan untuk mengembalikan Dharma Buddha di Bumi. Menurut kitab suci, ajaran Maitreya akan serupa dengan ajaran Gautama (Śākyamuni).[4][5] Kedatangan Maitreya diperkirakan akan terjadi pada masa ketika ajaran Buddha Gautama telah diabaikan atau sebagian besar dilupakan.
Meskipun banyak tokoh agama dan pemimpin spiritual yang mengaku sebagai Maitreya sepanjang sejarah, berbagai aliran agama Buddha menolak klaim tersebut, sembari menggarisbawahi bahwa Maitreya belum pernah muncul sebagai Buddha (karena ajaran Buddha belum dilupakan). Umat Buddha tradisional percaya bahwa Maitreya saat ini masih bodhisatwa (calon Buddha) dan sedang berada di surga Tushita,[6] yang merupakan tempat tinggal bagi para bodhisatwa sebelum mencapai Kebuddhaan. Buddha Gotama juga bertempat tinggal di sini sebelum terlahir sebagai Siddhattha Gotama di dunia. Akan tetapi, Maitreya bukannya tidak dapat dijangkau, dan berbagai umat Buddha di sepanjang sejarah mengklaim telah dikunjungi oleh Maitreya, mendapatkan penglihatan, dan menerima ajaran darinya. Oleh karena itu, umat Buddha Mahayana secara tradisional menganggap Maitreya sebagai pendiri tradisi Yogacara melalui pewahyuannya atas berbagai kitab suci seperti Mahāyānasūtrālamkārakā, dan Madhyāntavibhāga.[7][8][9]