Musik Minang | |
---|---|
Medium | alat musik • vokal |
Jenis | tradisional (dendang • kasidah • talempong) modern (pop • gamad) |
Budaya awal | budaya Minangkabau |
Awal berkembang | sebelum Masehi |
Musik Minang adalah salah satu aliran musik Indonesia, baik tradisional maupun modern, yang tumbuh dan berkembang di wilayah kebudayaan Minangkabau.[1][2][3][4] Musik ini umumnya dimainkan oleh alat-alat musik bagaikan talempong, saluang, rabab, serunai, rebana, aguang (gong), gandang, gambus, dan biola. Namun untuk acara tradisional seperti perkawinan tidak pernah dipakai rebana atau gambus yang Islam.[5]
Dengan melihat ke belakang, awal musik Minang berakar dari musik rakyat Minang pribumi, meliputi lagu daerah serta tarian nenek moyang, musik ritual dan musik ansambel gong Talempong. Dendang sebagai salah satu tradisi menyanyi Minang mengiringi beberapa macam sastra lisan, yakni kaba (cerita), pantun, salawat dulang, dan sementara tari pula. Musik Minang dimainkan untuk mengiringi berbagai tarian laksana tari Pasambahan, tari Payung, dan tari Piring.
Kasidah yang berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Islam di Nusantara dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan kemudian dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula dari Gurindam yang dinyanyikan, dan secara berangsur kemudian dipakai juga untuk mengiringi tarian.
Lalu sedari penghujung abad ke-19 dimulai musik Minang modern, bila gaya gong talempong yang dimasukkan ke dalam repertoar nontradisional lagu-lagu pop Minang, dan pada tahun 1950-an sudah lahir musik Minang kontemporer dengan alat musik dan genre baru. Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950, maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektrik, bahkan perkembangan kibor. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak tahun 1951 oleh Irama serta Lokananta dan, teristimewa, kemudian beberapa label rekaman di Sumatra Barat.