Nanan Soekarna | |
---|---|
Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia | |
Masa jabatan 1 Maret 2011 – 1 Agustus 2013 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Kapolri | Timur Pradopo |
Inspektur Pengawasan Umum Polri | |
Masa jabatan 1 Maret 2010 – 1 Maret 2011 | |
Pengganti Fajar Prihantoro | |
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara | |
Masa jabatan Agustus 2008 – Februari 2009 | |
Pendahulu Nurudin Usman | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 30 Juli 1955 Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia |
Suami/istri | Yatty Suprapti |
Almamater | Akademi Kepolisian (1978) |
Pekerjaan | Polisi |
Penghargaan sipil | Adhi Makayasa (1978) |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | Kepolisian Negara Republik Indonesia |
Masa dinas | 1978–2013 |
Pangkat | Komisaris Jenderal Polisi |
Satuan | Reserse |
Sunting kotak info • L • B |
Komjen. Pol. (Purn.) Nanan Soekarna (lahir 30 Juli 1955) adalah perwira tinggi Polri yang sejak 1 Maret 2011 hingga 1 Agustus 2013 menjabat Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia mendampingi Jenderal Timur Pradopo.[1] Nanan merupakan alumni terbaik Akpol 1978 (meraih Adhi Makayasa). Dia merupakan jenderal bercitra bersih dan dianggap mampu membenahi sektor internal kepolisian. Nanan pernah pula menjabat Kadiv Humas Polri (2009-2010) dan Irwasum Polri (pada 2010-2011).
Ia pensiun dari Polri per 1 Agustus dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal Polisi.
Saat menjabat Kapolda Kalimantan Barat, Nanan membuat gebrakan dengan menginstruksikan setiap polisi di daerahnya saat itu mengenakan pin anti korupsi yang bertajuk Saya Polisi Antikorupsi. Selain langkah fenomenalnya di Kalbar, Nanan merupakan polisi yang pernah dibina FBI di South West, Virginia, Amerika Serikat.
Kariernya sempat tercoreng kala menjabat Kapolda Sumatera Utara.[2] Kasus meninggalnya mantan Ketua DPRD Sumut (Alm.) Abdul Aziz Angkat akibat demonstrasi yang menuntut pembentukan Provinsi Tapanuli membuat dia terpaksa ditarik ke Mabes Polri. Nanan diberi jabatan Koorsahli Kapolri.