Perluasan Kekaisaran Utsmaniyah pada 1566, setelah kematian Suleiman yang Luar Biasa
Neo-Ottomanisme (Turki : Yeni Osmanlıcılık ) adalah sebuah ideologi politik Turki imperialis dalam pengertian luas, mempromosikan jalinan politik lebih besar dari Republik Turki pada wilayah yang dulu berada di bawah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah , negara pendahulu yang meliputi wilayah Turki modern dan lainnya.[ 1]
Istilah tersebut kini dikaitkan dengan iridentis , intervensionis dan ekspansionis Turki di negara-negara tetangga seperti Siprus , Yunani , Irak dan Suriah .[ 2] [ 3] [ 4] [ 5] Meski demikian, istilah tersebut telah ditolak oleh Pemerintahan Erdoğan , seperti mantan Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoğlu dan Ketua Parlemen Mustafa Şentop .[ 6]
^ Wastnidge, Edward (2019-01-02). "Imperial Grandeur and Selective Memory: Re-assessing Neo-Ottomanism in Turkish Foreign and Domestic Politics" . Middle East Critique . 28 (1): 7–28. doi :10.1080/19436149.2018.1549232 . ISSN 1943-6149 .
^ Taşpınar, Ömer (2012-08-01). "Turkey's Strategic Vision and Syria" . The Washington Quarterly . 35 (3): 127–140. doi :10.1080/0163660X.2012.706519 . ISSN 0163-660X .
^ Antonopoulos, Paul (2017-10-20). "Turkey's interests in the Syrian war: from neo-Ottomanism to counterinsurgency" . Global Affairs . 3 (4-5): 405–419. doi :10.1080/23340460.2018.1455061 . ISSN 2334-0460 .
^ Danforth, Nick. "Turkey's New Maps Are Reclaiming the Ottoman Empire" . Foreign Policy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-08 .
^ Sahar, Sojla (2020-09-02). "Turkey's Neo-Ottomanism is knocking on the door" . Modern Diplomacy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-08 .
^ Rakipoglu, Zeynep (2021-01-29). "Turkey determined to protect its rights': Official" . Anadolu Agency . Diakses tanggal 2022-07-23 .