Daerah dengan populasi signifikan | |||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Indonesia: 2.203.415 (sensus 2010)[1] | |||||||||||||||||||||||||
Maluku | 1.848.923 | ||||||||||||||||||||||||
Maluku Utara | 687.003 | ||||||||||||||||||||||||
Papua | 82.597 | ||||||||||||||||||||||||
Papua Barat | 78.855 | ||||||||||||||||||||||||
Jawa Barat | 47.886 | ||||||||||||||||||||||||
Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 45.146 | ||||||||||||||||||||||||
Sulawesi Utara | 24.942 | ||||||||||||||||||||||||
Jawa Timur | 17.756 | ||||||||||||||||||||||||
Sulawesi Selatan | 15.884 | ||||||||||||||||||||||||
Nusa Tenggara Timur | 11.633 | ||||||||||||||||||||||||
Banten | 11.404 | ||||||||||||||||||||||||
Kalimantan Timur | 6.746 | ||||||||||||||||||||||||
Sulawesi Tengah | 6.399 | ||||||||||||||||||||||||
Sumatera Utara | 4.611 | ||||||||||||||||||||||||
Jawa Tengah | 4.517 | ||||||||||||||||||||||||
Belanda (2018) | 95.000 [2] | ||||||||||||||||||||||||
Bahasa | |||||||||||||||||||||||||
Bahasa asli dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia Tengah–Timur seperti bahasa Dawera-Daweloor dan bahasa Taliabo dan bahasa Indonesia (untuk kepentingan resmi, sebagai perantara antarsuku bangsa Indonesia non-Maluku, dan bahasa rumah atau perantara perintah, khususnya untuk generasi muda, sedangkan yang tinggal di luar negeri menuturkan bahasa Inggris, bahasa Jerman, dan bahasa Belanda | |||||||||||||||||||||||||
Agama | |||||||||||||||||||||||||
Protestan (mayoritas Gereja Protestan Maluku dan Gereja Injili Maluku), Islam Sunni, Katolik Roma, dan Hindu | |||||||||||||||||||||||||
Kelompok etnik terkait | |||||||||||||||||||||||||
Austronesia |
Orang Maluku |
---|
Daerah asal Daerah Rantauan dan Diaspora Jumlah Penduduk ±3.900.000 Indonesia: 2.203.415 (sensus 2010) Bahasa
|
Orang Maluku adalah penduduk asli yang berasal dari Kepulauan Maluku. Orang Maluku adalah istilah yang mencakup banyak kelompok etnis yang mendiami gugusan kepulauan tersebut.
Orang Maluku memiliki darah Melanesia dan Melayu.[3] Namun, sejarah panjang perdagangan dan pelayaran telah mengakibatkan tingkat tinggi kawin campur dalam darah keturunan di antara orang Maluku.[4] Darah bangsa Austronesia ditambahkan ke penduduk Melanesia asli pada sekitar 2000 SM.[5] Ciri Melanesia yang terkuat terdapat di Kepulauan Kei, Kepulauan Aru, dan antara orang-orang di pedalaman kepulauan di Seram dan Buru.[6]
Kemudian, suku-suku yang ditambahkan ke darah Austronesia-Melanesia melalui kawin campur adalah Belanda,[7] Tionghoa, Portugis,[7] Spanyol,[7] Arab,[7] dan Inggris karena penjajahan dan pernikahan dengan pedagang asing di Abad Pertengahan atau dengan tentara Eropa selama Perang Dunia. Keturunan Jerman dalam jumlah yang kecil ditambahkan ke penduduk Maluku khususnya di Ambon bersama dengan kedatangan para Misionaris Protestan sejak abad ke-15.