Oudtshoorn | |
---|---|
Searah jarum jam dari atas: Pemandangan Oudtshoorn, Istana Burung Unta Welgeluk, Petrnakan Burung Unta, Gereja NG, Gua Cango, Museum CP Nel | |
Julukan: Ibu Kota Burung Unta Dunia | |
Koordinat: 33°35′S 22°12′E / 33.583°S 22.200°E | |
Negara | Afrika Selatan |
Provinsi | Tanjung Barat |
Distrik | Garden Route |
Munisipalitas | Oudtshoorn |
Didirikan | 1857[1] |
Pemerintahan | |
• Penasihat | James du Preez (DA)[2] |
Luas | |
• Total | 37,6 km2 (145 sq mi) |
Populasi (2011)[3] | |
• Total | 61.507 |
• Kepadatan | 160/km2 (420/sq mi) |
Racial makeup (2011) | |
• Afrika Hitam | 12.5% |
• Coloured | 70.9% |
• Indian/Asian | 0.4% |
• White | 15.3% |
• Other | 1.0% |
Bahasa pertama (2011) | |
• Afrikaans | 87.8% |
• Xhosa | 7.4% |
• English | 2.6% |
• Other | 2.2% |
Zona waktu | UTC+2 (SAST) |
Kode pos (jalan) | 6625 |
Kotak pos | 6620 |
Kode area telepon | 044 |
Oudtshoorn (/ˈaʊtshɔːrn/, pelafalan dalam bahasa Afrikaans: [ˈəutsˌɦuərən]) adalah sebuah kota di provinsi Tanjung Barat di Afrika Selatan, terletak diantara Pegunungan Swartberg di utara dan Pegunungan Outeniqua di selatan. Mendapat julukan "ibu kota burung unta dunia",[4] Oudtshoorn dikenal karena ledakan bulu burung unta diantara 1865–1870 dan 1900–1914.[5] Dengan kurang lebih 60 ribu penduduk, Oudtshoorn menjadi kota terbesar di daerah Klein Karoo. Ekonomi kota ini sebagian besar tergantung pada peternakan burung unta dan industri wisata.[6] Kota ini menjadi rumah populasi burung unta terbesar,[7] dengan sejumlah peternakan burung unta terspesialisasi, seperti Safari Show Farm dan Peternakan Pertunjukan Burung Unta Highgate, seperti yang dikemukakan oleh Pierre D. Toit.