Artikel ini memerlukan pemutakhiran informasi. |
Artikel ini mendokumentasikan suatu wabah penyakit terkini. Informasi mengenai hal itu dapat berubah dengan cepat jika informasi lebih lanjut tersedia; laporan berita dan sumber-sumber primer lainnya mungkin tidak bisa diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini mengenai wabah penyakit ini untuk semua bidang. |
Penyakit | COVID-19 |
---|---|
Galur virus | SARS-CoV-2 |
Lokasi | Korea Selatan |
Kasus pertama | Bandara Internasional Incheon |
Tanggal kemunculan | 20 Januari 2020 (5 tahun, 1 minggu dan 5 hari) |
Asal | Wuhan, Hubei, Republik Rakyat Tiongkok |
Kasus terkonfirmasi | 9.037 |
Kasus sembuh | 3.507 |
Kematian | 120 |
Pandemi koronavirus 2019–2020 di Korea Selatan pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 20 Januari 2020.[1] Pada Februari, jumlah kasus terkonfirmasi meningkat sampai 20 kasus dan pada 20 Februari sampai 58 kasus[2] atau 70 kasus,[3] memberikan total 346 kasus terkonfirmasi pada 21 Februari 2020, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), dengan lompatan dadakan diatribusikan kepada "Pasien 31" yang berpartisipasi dalam sebuah pertemuan di Gereja Yesus sang Bait Tabernakel Firman Shincheonji di Daegu.[3] Pada 24 Februari 2020, terdapat lebih banyak kasus di Korea Selatan ketimbang di kapal pesiar dengan masing-masing 763 kasus dan 691 infeksi.[4]
Pandemi koronavirus adalah pandemi yang disebabkan koronavirus (COVID-19) dan menyerang sistem pernafasan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian mengumumkan pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada tanggal 11 Maret 2020.[5]
Hingga 24 Maret 2020[update], jumlah kasus terkonfirmasi di Korea Selatan menjadi 9.037 kasus dan 120 orang meninggal.[6][7]
Karena kekhawatiran penularan lanjutan, pertemuan massa di kota-kota yang terjangkit virus korona dihentikan, pangkalan-pangakalan militer ditutup.[8][9]
Barring the Diamond Princess cruise ship docked in Japan, South Korea now has the highest number of infections outside China.