Penyerbuan ke Batavia | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Konflik Mataram–Belanda | |||||||
"Serangan Besar di Batavia oleh Sultan Mataram" pada tahun 1628 (cetakan setelah 1680).[1][2] | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kesultanan Mataram | Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Sultan Agung Bahureksa Mandurareja Adipati Ukur Adipati Juminah |
Jan Pieterszoon Coen # Jacob van der Plaetten | ||||||
Kekuatan | |||||||
Serangan pertama: 10.000 prajurit Serangan kedua: 14.000 prajurit |
Serangan pertama: 500-800 orang termasuk tentara bayaran dari Jepang, Cina, India, Afrika, Kepulauan Maluku, Sulawesi, dan Jawa Serangan kedua: Tidak diketahui |
Penyerbuan ke Batavia adalah serangan pada tahun 1628 dan tahun 1629 oleh Sultan Agung dari Kesultanan Mataram ke Batavia (sekarang Jakarta), pusat VOC di kepulauan Nusantara, pada tahun 1628 dengan tujuan untuk mengusir VOC dari Pulau Jawa, lalu menjadikan Batavia sebagai pangkalan militer sebelum melakukan penyerangan ke Banten.
Pada tahun 1621 Mataram mulai menjalin hubungan dengan VOC. Kedua pihak saling mengirim duta besar. Akan tetapi, VOC ternyata menolak membantu saat Mataram menyerang Surabaya. Akibatnya, hubungan diplomatik kedua pihak pun putus. Serangan ini mulai tanggal 22 Agustus tahun 1628, di teluk Jakarta, dengan berangkatnya 59 perahu yang membawa 900 prajurit di bawah Tumenggung Bahureksa dari Kendal dan tanggal 3 Desember 1628 dengan tentara Mataram sampai ke Batavia