Perang politik merupakan penggunaan cara-cara politik yang bermusuhan untuk memaksa lawan melakukan keinginannya. Istilah politik ini memberikan gambaran berupa interaksi yang diperhitungkan antara pemerintah dan audiens target, termasuk bagaiman pemerintah negara lain, militer, dan/atau masyarakat umum. Pemerintah menggunakan berbagai teknik untuk memaksa tindakan tertentu, sehingga memperoleh keuntungan relatif atas lawan. Propaganda memiliki banyak aspek dan tujuan politik yang bermusuhan dan memaksa. Operasi psikologis ditujukan untuk tujuan militer strategis dan taktis dan mungkin ditujukan terhadap penduduk sipil dan militer yang bermusuhan. [1]
Tujuan akhir dari peperangan politik adalah untuk mengubah pendapat dan tindakan lawan demi kepentingan satu negara tanpa menggunakan kekuatan militer. Jenis persuasi atau paksaan terorganisasi ini juga memiliki tujuan praktis untuk menyelamatkan nyawa dengan menghindari penggunaan kekerasan demi mencapai tujuan politik. Maka, peperangan politik juga melibatkan “seni untuk menghibur kawan dan mengecewakan lawan, untuk mendapatkan bantuan bagi kepentingan sendiri dan menyebabkan musuh menyerah”. Secara umum, peperangan politik dicirikan oleh niat permusuhan dan potensi eskalasi; tetapi hilangnya nyawa merupakan konsekuensi yang dapat diterima.[2]