Perang Agama Prancis | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Penggambaran pembantaian Hari Santo Bartolomeus oleh François Dubois | ||||||||
| ||||||||
Pihak terlibat | ||||||||
Protestan: Huguenot Inggris | Prancis |
Katolik: Liga Katolik Spanyol Kadipaten Savoia | ||||||
Tokoh dan pemimpin | ||||||||
Louis I, Pangeran Condé Gaspard II de Coligny Elizabeth I |
Catherine de Médici Charles IX Henri III † Henri IV |
Wangsa Guise Philip II Paus Sixtus V Carlo Emanuel I |
Perang Agama Prancis (1562–98) adalah istilah yang mengacu pada periode perang saudara antara orang-orang Katolik dan Protestan di Kerajaan Prancis. Konflik ini melibatkan wangsa-wangsa aristokrat seperti Wangsa Bourbon dan Wangsa Guise (Lorraine), dan kedua belah pihak menerima bantuan asing.
Sejarawan hingga kini masih memperdebatkan lama berlangsungnya perang ini; beberapa sejarawan meyakini bahwa Maklumat Nantes pada tahun 1598 mengakhiri perang ini, walaupun pemberontakan Huguenot masih berlanjut sehingga menurut sejarawan lain Perdamaian Alais pada tahun 1629 merupakan peristiwa yang mengakhiri perang ini. Namun, Pembantaian Vassy pada tahun 1562 dianggap sebagai awal mula Perang Agama Prancis.
Diperkirakan 2.000.000 hingga 4.000.000 orang tewas akibat perang, kelaparan, dan penyakit.[1] Saat konflik berakhir pada tahun 1598, Maklumat Nantes memberikan berbagai hak dan kebebasan untuk Huguenot, walaupun maklumat ini tidak mengakhiri permusuhan antara Katolik dengan Protestan. Perang ini melemahkan otoritas monarki, walaupun nantinya Raja Henri IV berhasil memperkuatnya kembali.