Informasi biara | |
---|---|
Nama lengkap | Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono |
Ordo | Trapis (OCSO) |
Didirikan | 12 April 1987 |
Biara induk | Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, Temanggung |
Didedikasikan kepada | Maria Bunda Pemersatu |
Keuskupan | Keuskupan Agung Semarang |
Tokoh | |
Pendiri | Dom Frans Harjawiyata, OCSO |
Abbas | Ibu Abdis Martha Elisabeth Driscoll, OCSO |
Tokoh penting yang terkait | Ibu Abdis Cristiana Piccardo, OCSO Romo Suitbertus Ari Sunardi OCSO |
Arsitektur | |
Arsitek | RD Y.B. Mangunwijaya |
Situs | |
Lokasi | Dusun Weru, Desa Jetak, Getasan, Semarang, Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |
Koordinat | 7°24′19″S 110°28′12″E / 7.40528°S 110.47000°E[1] |
Akses publik | Ya, selain area klausura |
Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono adalah suatu kompleks biara para rubiah Katolik dari Ordo Trapis (O.C.S.O.) yang terletak di Desa Jetak, Getasan, di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pertapaan ini didirikan secara resmi pada hari Minggu Palma tanggal 12 April 1987 sebagai biara cabang dari Pertapaan Santa Maria Rawaseneng di Kabupaten Temanggung. Arsitektur Pertapaan Gedono merupakan salah satu karya dari RD Y.B. Mangunwijaya, dan pada tahun 1993 mendapatkan Penghargaan IAI Nasional dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Layaknya para rubiah/rahib dalam biara Trapis lainnya, rubiah-rubiah yang menghuni Pertapaan Gedono menjalani hidup dengan misi doa dan kerja tangan sesuai Peraturan Santo Benediktus. Kerja tangan yang mereka lakukan misalnya mengelola perkebunan sayur dan rumah tangga pertapaan, serta memproduksi hosti, selai, sirup, kue, kefir (semacam yoghurt), dan kartu rohani, yang menjadikan mereka mampu menafkahi hidup sendiri dari hasil pemasarannya.[2]
Dalam acara Pesta Perak 25 Tahun Pertapaan Gedono tanggal 12 Mei 2012 yang juga dihadiri keluarga Frans Seda, Kardinal Julius Darmaatmadja SJ mengatakan: "Tujuh kali sehari, para rubiah Gedono memuji, mencari misteri-Nya, mengagumi, mohon ampun, mendoakan semua: seluruh dunia, seluruh Gereja. Para rubiah hidup dalam keheningan hati dan budi, betapa pun singkatnya, untuk mampu memahami kehendak Tuhan. Para rubiah hidup dalam kasih, memuji, dalam kesederhanaan dan karya. Semua dipersembahkan kepada Tuhan. Terima kasih para rubiah, profisiat, terima kasih."[2]
Pimpinan Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono saat ini adalah Ibu Abdis Martha Elisabeth Driscoll, OCSO, atau Ibu (Mother) Martha Elisabeth Driscoll, OCSO.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama 25Tahun