Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Pertempuran Balikpapan (1945) di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Pertempuran Balikpapan (1945) | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Teater Pasifik Perang Dunia II | |||||||
Kendaraan Alligators yang diawaki Amerika selama pendaratan pasukan Australia di Balikpapan, Borneo | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Australia Amerika Serikat Hindia Belanda Britania Raya | Kekaisaran Jepang | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Mayor Jenderal Edward James Milford Mayor Jenderal Kenneth William Eather |
Laksamana madya Michiaki Kamada | ||||||
Kekuatan | |||||||
33,000 | 3.100 – 3.900 tentara 1.100 – 4.500 buruh bersenjata | ||||||
Korban | |||||||
229 tewas 634 terluka |
2.032 tewas 63 ditangkap. |
Pertempuran Balikpapan adalah babak akhir dari kampanye Borneo. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 7 Juli 1945. Divisi VII Australia, terdiri atas Brigade Infantri XVIII, XXI, dan XXV, dengan pasukan cadangan yang mengadakan pendaratan dari darat dan laut, nama sandi Operasi Obo Dua, beberapa mil di utara Balikpapan, di pulau Borneo. Pendaratan itu didahului dengan pengeboman, dan penembakan besar-besaran oleh AL (Angkatan Laut) dan AU (Angkatan Udara) Australia dan AS. Meskipun Jepang memiliki jumlah persenjataan lebih banyak, seperti pertempuran lain dalam Perang Pasifik, tetap mengakibatkan banyak korban tewas dalam pertempuran.
Operasi besar-besaran telah berhenti sejak tanggal 21 Juli. Korban Divisi VII lebih ringan daripada apa yang diderita pada kampanye sebelumnya. Ini adalah pertempuran terakhir yang terjadi dalam Perang Dunia II yang terjadi beberapa minggu sebelum pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang secara efektif mengakhiri perang. Jepang menyerah saat Australia menyisir hutan untuk mencari yang tersesat.
Menyusul penyerahan itu, tiga brigade itu dilimpahi tugas pendudukan hingga sekitar Februari 1946. Brigade XXI ditugaskan di Makassar di Pulau Sulawesi untuk menerima penyerahan angkatan Jepang, membebaskan tawanan perang, dan memelihara tatanan masyarakat.