Pertempuran Mukden | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Rusia-Jepang | |||||||||
Senapan Rusia sedang ditembakkan selama Pertempuran Mukden | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Kekaisaran Jepang | Kekaisaran Rusia | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Ōyama Iwao | Aleksey Kuropatkin | ||||||||
Kekuatan | |||||||||
262.900 infantri 7.350 kavaleri 992 senapan 200 senapan mesin[1] |
340.000 pasukan[2] 1.219 senapan 88 senapan mesin[1] | ||||||||
Korban | |||||||||
75.504: |
88.352:
|
Pertempuran Mukden (奉天会戦 , Hōten kaisen) adalah pertempuran besar terakhir dan yang paling menentukan selama Perang Rusia-Jepang.[6] Pertempuran ini juga merupakan salah satu pertempuran darat terbesar yang pernah terjadi sebelum Perang Dunia I. Pertempuran ini berlangsung dari tanggal 20 Februari hingga 10 Maret 1905 antara Jepang melawan Rusia di dekat kota Mukden di Manchuria. Pasukan Rusia yang berjumlah lebih dari 340.000 orang di bawah kepemimpinan Jenderal Alexei Nikolajevich Kuropatkin bertempur melawan serangan pasukan Jepang yang berjumlah lebih dari 270.000 orang di bawah komando Marsekal Ōyama Iwao.
Pertempuran ini berhasil dimenangkan oleh Jepang, sehingga pasukan Rusia harus mundur ke Manchuria Utara. Namun, akibat jalur persediaannya yang terlalu panjang, pasukan Jepang gagal menghancurkan pasukan Rusia di Manchuria. Meskipun begitu, pertempuran ini telah menghancurkan moral pasukan Rusia, dan jalur kereta api yang belum selesai kini dikuasai oleh Jepang. Kemenangan ini mengguncang negara-negara imperialis di Eropa, karena Jepang terbukti dapat mengalahkan Rusia walaupun Rusia memiliki lebih banyak pasukan dan sumber daya. Perang Rusia-Jepang sendiri pada akhirnya diakhiri oleh pertempuran di perairan Tsushima yang berhasil dimenangkan oleh Jepang.