Rendang | |
---|---|
Rendang daging sapi yang tengah dihidangkan dengan ketupat | |
Nama lain | Rendang Padang |
Sajian | Menu utama |
Tempat asal | Indonesia |
Daerah | Sumatera Barat |
Dibuat oleh | Orang Minangkabau |
Suhu penyajian | Panas atau suhu ruangan |
Bahan utama | Daging sapi, santan kelapa, cabai, bumbu |
Variasi | Rendang Ayam, Rendang Itik (Bebek), Rendang Hati, Rendang Belut, Rendang Belalang, Rendang Pucuk Singkong, Rendang Paru |
![]() ![]() | |
![]() |
Artikel ini merupakan bagian dari seri |
Hidangan Indonesia |
---|
![]() ![]() |
Rendang (bahasa Minangkabau: randang; Jawi: رندڠ) adalah hidangan lauk pauk yang asal Minangkabau, Indonesia dengan berbahan dasar daging (rusa, sapi, kerbau) dan campuran beragam jenis rempah rempah yang dihasilkan dari proses memasak suhu rendah dalam waktu lama dengan menggunakan aneka rempah-rempah dan santan. Hidangan ini terlahir akibat perilaku lampau suku Minangkabau yang gemar merantau kesana kemari sehingga butuh banyak perbekalan terutama hidangan yang awet dan tahan lama namun bercita rasa sesuai lidah orisinil orang Minang. Awalnya menggunakan daging rusa, namun lambat laun karna rusa mulai sukar didapat beralih menjadi daging sapi atau kerbau.
Proses memasaknya yang memakan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam) hingga yang tinggal hanyalah potongan daging berwarna hitam pekat dan dedak bumbu yang pekat inilah yang dinamakan proses merandang (slow cooking). Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering disebut kalio, berwarna cokelat terang keemasan. Dan ketika kalio masih amat berkuah dan belum cukup kecokelatan maka disebut gulai.
Rendang dapat dijumpai di rumah makan Padang di seluruh dunia. [butuh rujukan] Masakan ini populer di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand. Di daerah kelahirannya, Minangkabau, rendang disajikan di berbagai upacara adat dan perhelatan istimewa. Meskipun rendang merupakan masakan tradisional Minangkabau, teknik memasak serta pilihan dan penggunaan bumbu rendang berbeda-beda menurut daerah.
Pada 2011, rendang Indonesia pernah dinobatkan sebagai hidangan yang menduduki peringkat pertama daftar World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) versi CNN International.[1] Pada 2018, rendang secara resmi ditetapkan sebagai salah satu dari lima hidangan nasional Indonesia.[2]
Rendang dimanfaatkan sebagai bantuan pangan bagi korban bencana alam karena tahan lama dan kandungan gizi yang terjaganya, seperti pada gempa bumi Lombok 2018, gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018, tsunami Selat Sunda 2018, banjir Bengkulu 2019, badai Siklon Seroja 2021, dan gempa bumi Cianjur 2022.[3][4][5]
Bumbu rendang diolah secara fusion (mencampur) dengan makanan lain seperti spageti, mi, burger, hingga susyi.[6]