Rhoma Irama | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | |
Masa jabatan 1 Oktober 1997 – 1 Oktober 1999 | |
Presiden | Soeharto B.J. Habibie |
Grup parlemen | Fraksi Golkar |
Daerah pemilihan | Jakarta I |
Informasi pribadi | |
Lahir | Raden Irama 11 Desember 1946 Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia |
Partai politik | PPP[1] Partai Islam Damai Aman (2015–2018) |
Suami/istri |
|
Anak | 5, termasuk Debby Irama, Vicky Irama, dan Ridho Rhoma |
Pekerjaan | |
Tanda tangan | |
Situs web | rhomairama |
Karier musik | |
Nama lain | Raja Dangdut & pendakwah |
Genre | Dangdut |
Instrumen | |
Tahun aktif | 1958–sekarang |
Label | |
Artis terkait | |
Sunting kotak info • L • B |
Raden Oma Irama atau yang lebih dikenal sebagai Rhoma Irama (lahir 11 Desember 1946) adalah seorang penyanyi, musikus, penulis lagu, produser dan aktor Indonesia berdarah Sunda. Beliau lahir tahun 1946, menjadikan Rhoma Irama sebagai penyanyi tertua di Indonesia.
Mulai akhir 1960-an, ia memulai karir musiknya sebagai Rhoma Irama sebagai bagian dari band pop Orkes Melayu Purnama, merintis beberapa elemen musik dangdut. Dia kemudian membentuk bandnya Soneta Group, mencapai banyak kesuksesan musik dengan gaya dangdut inovatif yang menggabungkan pengaruh Barat, Melayu, dan Bollywood.
Dari akhir 1970-an, ia mulai berubah menjadi gaya yang lebih berorientasi Islam, memimpin budaya musik populer yang saleh.[2] Selama puncak ketenarannya di tahun 1970-an, ia dijuluki "Raja Dangdut" dengan Grup Soneta-nya.[3]
Ia juga membangun karirnya di industri film. Ia juga aktif di arena politik, dengan riwayat bergabung dengan kampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).