Sanusi Pane | |
---|---|
![]() | |
Lahir | Muara Sipongi, Mandailing, Keresidenan Tapanuli | 14 November 1905
Meninggal | 2 Januari 1968 Jakarta | (umur 62)
Pekerjaan | Penulis, sejarawan, redaktur |
Bahasa | Indonesia, Belanda |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Kweekschool, Rechtshoogeschool te Batavia |
Periode | Angkatan Pujangga Baru |
Genre | Puisi, drama, terjemahan, nonfiksi |
Subjek | Sejarah dan spiritualitas Nusantara |
Karya terkenal | Airlangga |
Penghargaan terkenal | Hadiah Sastra dari Pemerintah RI (1969) |
Orang tua | Sutan Pangurabaan Pane (ayah) |
Kerabat |
|
Sanusi Pane (14 November 1905 – 2 Januari 1968) adalah seorang sastrawan Indonesia yang digolongkan ke dalam angkatan Pujangga Baru. Dia banyak menulis puisi, naskah drama, dan kajian sejarah.[1][2][3] Sanusi Pane adalah anak dari Sutan Pangurabaan Pane, seorang guru dan seniman Angkola Mandailing di Muara Sipongi, Mandailing Natal. Di antara delapan bersaudara, selain dirinya ada juga yang menjadi tokoh nasional, yaitu Armijn Pane yang juga menjadi sastrawan, dan Lafran Pane yang merupakan pendiri organisasi pemuda Himpunan Mahasiswa Islam. Sanusi Pane merupakan ayah dari 6 anak perempuan.