Sumber referensi dari artikel ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar. |
Sartono | |
---|---|
![]() Potret resmi, ca 1954 | |
Presiden Indonesia Pejabat | |
Masa jabatan 6 Januari 1959 – 21 Februari 1959 | |
Presiden | Soekarno |
Masa jabatan 23 April 1959 – 2 Juli 1959 | |
Presiden | Soekarno |
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ke-1 | |
Masa jabatan 22 Februari 1950 – 22 Juli 1959 | |
Presiden | Soekarno |
Wakil | Albert Mangaratua Tambunan (1950–1956) Arudji Kartawinata (1950–1959) Tadjuddin Noor (1950–1956) Zainul Arifin (1956–1959) Zainal Abidin Ahmad (1956–1959) |
Informasi pribadi | |
Lahir | 5 Agustus 1900 Wonogiri, Hindia Belanda |
Meninggal | 15 Oktober 1968 Jakarta, Indonesia | (umur 68)
Makam | Astana Bibis Luhur |
Partai politik | Partai Nasional Indonesia (1927–1931) Partai Indonesia (1931–1937) Gerakan Rakyat Indonesia (1937–1942) |
Suami/istri | Siti Zaenab (m. 1930) |
Anak | 3 |
Almamater | Universitas Leiden (Mr.) |
Pekerjaan |
|
Tanda tangan | ![]() |
![]() ![]() |
Raden Mas Sartono (5 Agustus 1900 – 15 Oktober 1968) adalah seorang pengacara dan politisi yang bergerak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di masa awal kemerdekaan, ia menjabat sebagai Menteri Negara di Kabinet Presidensial bersama dengan Mohammad Amir, Abdul Wahid Hasyim, Alexander Andries Maramis, dan Oto Iskandar di Nata. Perjuangan politiknya berawal dari Partai Nasional Indonesia hingga mendirikan partai-partai politik baru, seperti Partai Indonesia dan Gerakan Rakyat Indonesia.
Sartono terlahir sebagai keturunan bangsawan Jawa yang berturut-turut mengikuti pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School, Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, Algemeene Middelbare School, dan Rechtshoogeschool te Batavia yang ditamatkannya pada tahun 1922. Ia kemudian meneruskan pendidikannya ke Universitas Leiden Belanda dan mendapatkan gelar Meester in de Rechten pada tahun 1926.