Seks dan hukum |
---|
![]() |
Isu sosial |
Pelanggaran tertentu (Dapat bervariasi sesuai dengan yurisdiksi) |
Perselingkuhan · Pemikatan anak |
Sekstorsi adalah tindak pemerasan disertai ancaman penyebaran konten eksplisit, intim, atau pribadi dalam bentuk foto dan video seksual, dengan tujuan memperoleh keuntungan berupa tambahan gambar dan video seksual, pemaksaan hubungan seks, uang, dan sebagainya.[1][2] Istilah sekstorsi (sextortion) merupakan lakuran dari dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu sex (seks) dan extortion yang berarti pemerasan.[2] Ancaman bisa berkaitan dengan fisik, barang kepemilikan, reputasi, penyebaran konten pribadi, dan tebusan.[2] Sekstorsi merupakan salah satu bentuk kekerasan seksual daring yang sering dibahas bersama dengan pornografi balas dendam dan berbagi konten seksual non konsensual.[1] Istilah ini pertama kali digunakan oleh oleh International Association of Women Judges (IAWJ), sebuah organisasi hakim perempuan internasional, pada 2008.[3]
Sekstorsi berbeda dengan pornogrofi balas dendam. Perbedaan paling mendasar antara keduanya adalah pornografi balas dendam umumnya dilakukan untuk mempermalukan korban di depan umum dan terjadi di ranah publik. Sedang sekstorsi biasanya terjadi di wilayah privat dengan pelaku yang memeras korban demi mendapatkan tujuannya. Sekstorsi bisa berkembang menjadi pornografi balas dendam jika pelaku kemudian memutuskan untuk menyebarkan konten pribadi ke khalayak umum.[2]
Sekstorsi acap kali digunakan sebagai contoh bentuk penyalahgunaan kekuasaan. Beberapa contoh penyalahgunaan otoritas yang berhubungan dengan sekstorsi adalah pemaksaan penyediaan konten dan tindakan seksual terhadap pekerja agar bisa dipromosikan dan calon pekerja yang dijanjikan pekerjaan atau yang disebut dengan "seks untuk pekerjaan" (sex for job). Contoh lain adalah paksaan dan iming-iming kepada anak didik untuk mendapatkan nilai tinggi (sex for grade).[4]