Serangan Brusilov (Брусиловский прорыв) | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Front Timur Perang Dunia I | |||||||
Jenderal Rusia Aleksei Brusilov, 1916 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kekaisaran Rusia |
Austria-Hungaria Kekaisaran Jerman Kesultanan Utsmaniyah | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Aleksei Brusilov Alexey Kaledin Vladimir Sakharov Dmitry Shcherbachev |
Conrad von Hötzendorf Felix von Bothmer Yakup Pasha | ||||||
Kekuatan | |||||||
40+ divisi infantri (573.000 pasukan) 15 divisi kavaleri (60.000 pasukan) |
39 divisi infantri (437.000 pasukan) 10 divisi kavaleri (30.000 pasukan) | ||||||
Korban | |||||||
Hingga 1.000.000 tewas, terluka atau ditawan[2] Total: 500.000-1.000.000 korban |
Austria-Hungaria Total: 962.000-1.337.000 korban |
Serangan Brusilov (bahasa Rusia: Брусиловский прорыв Brusilovskiĭ proryv, secara harfiah berarti "terobosan Brusilov"), juga disebut "Kemajuan Juni",[7] adalah serangan Kekaisaran Rusia yang paling berhasil selama Perang Dunia I. Serangan yang dilancarkan dari Juni hingga September 1916 ini juga merupakan salah satu serangan paling mematikan dalam sejarah dunia. Menurut sejarawan Graydon Tunstall, Serangan Brusilov merupakan krisis terburuk untuk Austria-Hungaria dan kemenangan terbesar Entente Tiga selama Perang Dunia I, tetapi untuk memperoleh kemenangan tersebut banyak sekali pasukan yang gugur.[8]
Rusia mulai melancarkan serangan pada 4 Juni 1916 di wilayah yang kini merupakan bagian dari Ukraina barat (di sekitar kota Lviv, Kovel, dan Lutsk). Serangan ini dinamai dari komandan pasukan Rusia di front barat daya, Jenderal Aleksei Brusilov.