Sinofon, yang berarti "penutur bahasa Tionghoa", biasanya mengacu kepada pada seseorang yang bertutur setidaknya satu varietas bahasa Tionghoa (yaitu, salah satu dari rumpun bahasa Sinitik). Para penulis akademis sering menggunakan istilah Sinophone dalam dua definisi: baik secara khusus "populasi penutur bahasa Tionghoa dengan bahasa tersebut merupakan suatu bahasa minoritas, kecuali Tiongkok Daratan, Hong Kong, Makau, dan Taiwan" atau secara umum "wilayah yang menggunakan bahasa Tionghoa, termasuk wilayah yang menggunakan bahasa Tionghoa sebagai bahasa resmi".[1] Banyak penulis menggunakan kolokasi dunia Sinofon atau dunia berbahasa Tionghoa untuk mengacu kepada dunia berbahasa Tionghoa itu sendiri (terdiri dari Tiongkok Raya dan Singapura) atau persebaran diaspora Tionghoa di luar Tiongkok Raya.
Bahasa Mandarin merupakan varietas bahasa Tionghoa yang paling umum dipertuturkan saat ini, dengan lebih dari 1 miliar penutur (sekitar 12% dari populasi dunia), dengan sekitar 900 juta merupakan penutur asli, sehingga menjadi bahasa pertama yang paling banyak dipertuturkan di dunia dan urutan kedua bahasa yang paling banyak dipertuturkan secara keseluruhan.[2] Bahasa Mandarim merupakan varietas bahasa Tionghoa resmi di Tiongkok daratan, Taiwan, dan Singapura. Sementara itu, bahasa Kanton merupakan varietas bahasa Tionghoa resmi di Hong Kong dan Makau, serta dipertuturkan secara luas di kalangan komunitas Tionghoa perantauan yang signifikan di Asia Tenggara dan juga di seluruh dunia.