Sirop tangkira | |
---|---|
![]() Sirop mapel botol | |
Tempat asal | Kanada Amerika Serikat |
Bahan utama | Getah pembuluh kayu putih pohon mapel gula, mapel merah, atau mapel hitam. |
![]() ![]() | |
Sirop tangkira atau sirup mapel adalah sirop yang berasal dari getah pembuluh kayu pohon tangkira gula, tangkira merah, atau pohon tangkira hitam,meskipun dapat juga dibuat dari jenis mapel lainnya. Di daerah beriklim dingin, pohon tangkira menyimpan zat pati di batang dan akar sebelum musim dingin; pati tersebut kemudian diubah menjadi gula yang terkandung dalam getah yang naik pada akhir musim dingin dan awal musim semi. Pohon tangkira disadap dengan mengebor batang dan mengumpulkan getahnya. Selanjutnya, getah diproses melalui cara pemanasan untuk menguapkan sebagian besar air sehingga yang tersisa adalah sirop pekat.
Sirop tangkira pertama kali dibuat dan digunakan oleh penduduk asli Amerika Utara. Praktik ini ditiru oleh pemukim Eropa yang secara bertahap mengubah metode produksinya. Mereka juga memperbaiki teknologinya pada tahun 1970-an untuk menyempurnakan proses pengolahan. Hampir semua sirop tangkira dunia diproduksi di Kanada dan Amerika Serikat. Provinsi Quebec di Kanada merupakan produsen terbesar yang menguasai 70 persen produksi dunia. Nilai ekspor tangkira Kanada pada tahun 2016 yaitu sebesar C$487 juta atau kurang lebih US$360 juta dan 90 persen jumlah tersebut berasal dari Quebec.[1][2]
Kualitas sirop tangkira diukur menurut skala Kanada, Amerika Serikat, atau Vermont berdasarkan tingkat kepadatan dan kejernihannya. Sukrosa adalah jenis gula paling umum yang terkandung dalam sirop mapel. Di Kanada, sirop memang harus dibuat khusus dari getah tangkira sebagai syarat untuk disebut sirop tangkira, dan kandungan gula setidaknya harus 66 persen.[3]Di Amerika Serikat, bahan baku sirop hampir seluruhnya (tidak murni 100 persen) harus berasal getah tangkira sebagai syarat untuk mendapat label "sirop tangkira". Namun, beberapa negara bagian seperti Vermont dan New York memiliki persyaratan yang lebih ketat.
Sirop tangkira digunakan sebagai bumbu dalam pembuatan panekuk, wafel, roti panggang Prancis, havermut, atau bubur. Penggunaannya juga terdapat dalam dalam pembuatan jenis kue yang lain sebagai pemanis atau penyedap. Pakar kuliner memuji rasanya yang unik, walaupun proses kimiawi yang terjadi belum dipahami sepenuhnya.[4]