Lima sola Reformasi Protestan |
---|
Sola scriptura |
Sola fide |
Sola gratia |
Solus Christus |
Soli Deo gloria |
Bagian dari seri tentang |
Gereja Lutheran |
---|
Portal Kristen |
Sola scriptura (hanya oleh Kitab Suci) adalah doktrin bahwa Alkitab merupakan satu-satunya sumber otoritas yang mustahil-keliru dalam urusan iman dan amalan Kristen. Doktrin ini dianut sejumlah denominasi Kristen Protestan.
Jika di satu pihak makna ayat-ayat Alkitab disampaikan lewat perantaraan berbagai macam otoritas yang lebih rendah, misalnya jawatan-jawatan pengajaran Gereja, pengakuan-pengakuan iman ekumenis, konsili-konsili Gereja Katolik, dan seterusnya, maka di lain pihak sola scriptura menolak segala macam otoritas-asal yang mustahil-keliru selain Alkitab itu sendiri. Menurut doktrin ini, semua otoritas yang lebih rendah bersumber dari otoritas Alkitab, sehingga harus direformasi jika tidak selaras dengan ajaran Alkitab. Konsili Gereja, pengkhotbah, mufasir Alkitab, wahyu yang diterima orang pribadi, bahkan warta malaikat maupun wasiat rasul bukanlah otoritas-asal yang sejajar dengan Alkitab dalam pendekatan sola scriptura.
Banyak denominasi dalam rumpun besar Kristen Protestan memandang Sola scriptura sebagai prinsip formal, dan salah satu dari Panca Sola. Sola scriptura merupakan prinsip doktrinal asasi Reformasi Protestan, dan dianut tokoh-tokoh Reformasi Protestan yang mengajarkan bahwa pembuktian kebenaran Alkitab ditentukan oleh kegamblangan ayat-ayatnya maupun oleh kesaksian Roh Kudus secara pribadi kepada hati tiap-tiap orang. Sejumlah denominasi Injili dan Baptis membahasakan doktrin sola scriptura secara lebih tegas, yakni bahwasanya Alkitab mampu membuktikan sendiri kebenarannya, jelas (gamblang) bagi pembaca yang berakal budi, mampu menjelaskan sendiri isinya (Alkitab menjelaskan Alkitab), dan mampu berdiri sendiri selaku otoritas pamungkas doktrin Kristen.[1]
Gereja Anglikan dan gereja Metodis, yang dianggap masih tergolong dalam rumpun besar Kristen Protestan, justu menganut doktrin prima scriptura (terutama oleh Kitab Suci).[2][3] Menurut doktrin prima scriptura, Alkitab harus dipahami dalam terang Tradisi Suci, akal budi, dan pengalaman, yakni ketiga unsur yang bersama-sama dengan Alkitab merupakan sisi-sisi Segi Empat Wesley dalam ajaran gereja Metodis.[4] Gereja Ortodoks Timur berpandangan bahwa "menerima kitab-kitab yang terdaftar dalam kanon Alkitab berarti menerima pula otoritas berkesinambungan dan bertuntunan Roh Kudus dari Tradisi Gereja, yang mengenali, menjelaskan, memuliakan, dan memperbaiki dirinya sendiri dengan kesaksian Alkitab".[5] Gereja Katolik Roma secara resmi berpandangan bahwa Tradisi Suci dan Kitab Suci setara kedudukannya, sebagaimana yang dijelaskan oleh magisterium Gereja Roma.[6] Gereja Katolik membahasakannya sebagai "satu sumber bersama ... dengan dua moda transmisi yang berbeda",[7] sementara sejumlah penulis Protestan menyebutnya "sumber ganda pewahyuan".[8]