Sublimasi atau penohoran adalah perubahan suatu zat langsung dari wujud padat ke wujud gas,[1] tanpa melalui wujud cair.[2] Sublimasi adalah sebuah proses endotermik yang terjadi pada suhu dan tekanan di bawah titik tripel suatu zat dalam diagram fasenya, yang sesuai dengan tekanan terendah di mana zat tersebut dapat eksis sebagai cairan. Proses kebalikan dari sublimasi adalah deposisi, desublimasi, atau pengkristalan, di mana suatu zat berpindah langsung dari fase gas ke fase padat.[3] Sublimasi juga disebut sebagai metode untuk mendapatkan kristal atau padatan murni yang mudah menyublim. Cara kerjanya adalah dengan menguapkan zat murni di dalam wadah yang ditutup, sementara bagian atasnya didinginkan menggunakan wadah berpendingin seperti air.[4] Sublimasi juga telah digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan perubahan padat-ke-gas (sublimasi) dan diikuti oleh perubahan gas-ke-padat (deposisi).[5] Jika vaporisasi dari cair ke gas terjadi sebagai penguapan dari permukaan jika terjadi di bawah titik didih suatu cairan, dan sebagai pendidihan dengan pembentukan gelembung di bagian dalam cairan jika terjadi pada titik didih, tidak ada perbedaan seperti itu untuk perubahan padat-ke-gas yang selalu terjadi sebagai sublimasi dari permukaan.
Pada tekanan normal, sebagian besar senyawa dan unsur kimia memiliki tiga wujud yang berbeda pada suhu yang berbeda. Dalam kasus ini, perubahan dari wujud padat ke wujud gas membutuhkan sebuah wujud cair sebagai zat antara. Tekanan yang dimaksud adalah tekanan parsial zat tersebut, bukan tekanan total (misalnya tekanan atmosfer) dari seluruh sistem. Jadi, semua padatan yang memiliki tekanan uap yang cukup besar pada suhu tertentu biasanya dapat menyublim di udara (misalnya air es di bawah 0 °C). Untuk beberapa zat, seperti karbon dan arsen, sublimasi jauh lebih mudah daripada penguapan dari lelehan, karena tekanan titik tripel mereka sangat tinggi, dan sulit untuk mendapatkannya sebagai cairan.
Istilah sublimasi mengacu pada perubahan fisika dari suatu wujud dan tidak digunakan untuk menggambarkan transformasi padat menjadi gas dalam reaksi kimia. Misalnya, disosiasi pada pemanasan amonium klorida padat menjadi hidrogen klorida dan amonia bukanlah sublimasi, tetapi reaksi kimia. Demikian pula, pembakaran lilin yang mengandung lilin parafin menjadi karbon dioksida dan uap air, bukanlah sublimasi, melainkan reaksi kimia dengan oksigen.
Sublimasi disebabkan oleh penyerapan panas yang memberikan energi yang cukup bagi beberapa molekul untuk mengatasi gaya tarik menarik tetangga mereka dan lolos ke fase uap. Karena prosesnya membutuhkan energi tambahan, ia merupakan perubahan endotermik. Entalpi sublimasi (juga disebut panas sublimasi) dapat dihitung dengan menambahkan entalpi peleburan dan entalpi penguapan.