Jumlah populasi | |
---|---|
Sekitar 58,600 (2023) | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Borneo: | |
Malaysia | 30,000 (sensus 2023)[1] |
Sabah | 9,125 (2012 SIL)[butuh rujukan] |
Sarawak | 20,825 (2020 census)[2] |
Indonesia | 28,00 (1982 SIL)[1] |
Brunei | 660[3] |
Bahasa | |
Lun Bawang (dialek termasuk Trusan, Lun Daye, Papadi, Lun Dayah, Adang, Tabun, Treng, Kolur, Padas, Trusan dan Lepu Potong), Bahasa Indonesia, Bahasa Malaysia, Sarawakian Malay | |
Agama | |
Kristiani (predominantly), Islam, Animisme | |
Kelompok etnik terkait | |
Kelabit, Lengilu, Putoh, Sa'ban & Tring |
Suku Lun Bawang (dahulu bernama Trusan Murut atau Murut Selatan) adalah suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Utara Tengah - Miri, Sarawak, Malaysia dan Sabah. Mereka berasal dari dataran tinggi Kalimantan Utara (Krayan, Malinau, Mentarang dan Long Bawan), Brunei (Distrik Temburong), barat daya Sabah (Divisi Dalam) dan wilayah utara Sarawak (Divisi Limbang). Di negara bagian Sarawak, Malaysia, Lun Bawang (melalui istilah "Murut") secara resmi diakui oleh Konstitusi sebagai penduduk asli Sarawak[4] dan dikategorikan dalam suku Orang Ulu; sedangkan di negara bagian tetangga Sabah dan dataran tinggi Krayan di Kalimantan, mereka kadang-kadang disebut "Lundayeh" atau "Lun Daye". Di Brunei, mereka juga diidentifikasikan oleh hukum sebagai salah satu dari 7 penduduk asli (pribumi) Brunei, melalui istilah "Murut".[5] Namun demikian, di Sabah, Kalimantan, dan Brunei, istilah Lun Bawang mulai populer sebagai istilah pemersatu etnis ini di seluruh wilayah. Ada juga nama alternatif lain seperti Lun Lod, Lun Baa 'dan Lun Tana Luun.
Orang Lun Bawang secara tradisional bermatapencaharian sebagai petani dan peternak seperti beternak unggas, babi dan kerbau. Lun Bawangs juga dikenal sebagai pemburu dan nelayan.