![]() Tepian Sungai Lumaiti di Buru, 1892. | |
Jumlah populasi | |
---|---|
600[1] | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
![]() | |
Bahasa | |
Kayeli (punah), Buru, Indonesia | |
Agama | |
Islam (dominan), animisme | |
Kelompok etnik terkait | |
Buru • Ambelau • Lisela |
Kayeli adalah kelompok etnis yang sebagian besar tinggal di pantai selatan Teluk Kayeli, Buru, Indonesia. Secara etnografis, Kayeli dekat dengan penduduk asli Buru lainnya, seperti Lisela dan Buru.
Komunitas Kayeli terbentuk pada masa penjajahan Belanda di wilayah Indonesia modern dan selama abad ke-17 hingga ke-19, Belanda menempati lokasinya yang strategis dibandingkan dengan penduduk Pulau Buru lainnya.[2] Sejak pertengahan abad ke-20, populasi kelompok etnis tersebut mengalami penurunan populasi yang cepat dan tersisa sekitar 800 orang pada awal abad ke-21.[3][4] Dalam hal agama, mayoritas orang Kayeli adalah Islam Sunni, dengan sisa-sisa kepercayaan animisme lokal.[3][5] Perwakilan kelompok etnis telah benar-benar kehilangan bahasa Kayeli asli mereka pada akhir abad ke-20 ketika mereka mulai mengadopsi bahasa Buru asli lainnya atau bahasa Indonesia.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama DFTROLDIEI2
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama STEDTL144-145