Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Sulaiman bin Abdul Malik سلیمان بن عبدالملك | |||||
---|---|---|---|---|---|
Amirul Mukminin | |||||
![]() Dinar emas khalifah Sulaiman, dicetak di Damaskus antara tahun 715 atau 716. | |||||
Khalifah Kekhalifahan Umayyah ke-7 | |||||
Berkuasa | 23 Februari 715 – 22 September 717 (2 tahun, 212 hari) | ||||
Pendahulu | Al-Walid bin Abdul Malik | ||||
Penerus | Umar bin Abdul Aziz | ||||
Kelahiran | 674 Madinah | ||||
Kematian | 22 September 717 (43 tahun) Dabiq | ||||
| |||||
Wangsa | Umayyah (Marwani) | ||||
Ayah | 'Abdul Malik bin Marwan | ||||
Ibu | Walladah binti Al-'Abbas[1] | ||||
Agama | Islam |
Sulaiman bin 'Abdul-Malik (bahasa Arab: سلیمان بن عبدالملك; ± 674 - 717) adalah khalifah yang berkuasa dari Februari 715 sampai mangkatnya pada September 717. Dia menjadi khalifah sepeninggal kakak kandungnya, Al-Walid, mangkat pada 715. Sulaiman berasal dari Bani Umayyah cabang Marwani.
Pada masa kekuasaannya, Sulaiman melucuti jabatan lawan-lawan politiknya, terkhusus mereka yang dulu bersekutu dengan Al-Hajjaj bin Yusuf, panglima Umayyah yang terkenal akan kekerasannya. Dia juga menghidupkan kembali upaya penaklukan Konstantinopel. Sulit menggambarkan masa kekuasaannya secara tepat lantaran waktunya yang singkat, menjadikan Sulaiman kerap dipandang sebagai tokoh yang ambigu oleh sejarawan. Peran Sulaiman dalam sejarah juga terbayang-bayangi oleh reputasi penerusnya, 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, yang kerap mendapat sorotan oleh sejarawan Muslim.