Super raksasa biru (Inggris: Blue Supergiant) atau Maharaksasa biru adalah bintang super raksasa (kelas I) dari tipe spektrum O atau B. Mereka sangat panas dan cerah, dengan suhu permukaan antara 20.000 - 50.000 derajat Kelvin. Sebagai perbandingan, Matahari kita hanya 6.000 Kelvin.[1]
Bintang Super raksasa biru memiliki massa yang sangat tinggi, kadang-kadang dengan puluhan kali massa Matahari. Mereka terbentuk di daerah pembentuk bintang terbesar dan paling aktif di mana sejumlah besar massa dapat bersatu membentuk bintang terbesar: gugusan bintang, lengan galaksi spiral dan galaksi tak beraturan.[2]
Super raksasa biru dapat berubah menjadi super raksasa merah atau sebaliknya. Ketika bintang lebih kecil dan lebih kompak, luminositasnya terkandung di atas permukaan yang lebih kecil sehingga suhunya lebih panas; ini adalah fase super raksasa biru. Bintang-bintang ini kemudian dapat mengembang hingga ukuran yang jauh lebih besar, menyebarkan luminositasnya di area yang jauh lebih besar. Kemudian mereka menjadi bintang super raksasa merah dan muncul warna merah yang lebih dingin. Para astronom berpikir super raksasa dapat berfluktuasi bolak-balik antara super raksasa merah dan biru, menghembuskan lapisan luar material dengan setiap kontraksi.[2]
Contoh yang paling terkenal adalah Rigel, bintang paling terang di rasi bintang Orion. Ini memiliki massa sekitar 70 kali dari Matahari dan memberikan lebih banyak cahaya dari 60.000 matahari ditambahkan bersama-sama. Terlepas dari kelangkaannya dan umur pendek mereka, bintang-bintang super raksasa biru sangat terwakili di antara bintang-bintang yang sangat terwakili di antara bintang-bintang yang terlihat dengan mata telanjang; kecerahan bawaan mereka mengalahkan kelangkaan mereka.[1]
Super raksasa biru mewakili fase pembakaran yang lebih lambat dalam kematian bintang masif. Karena reaksi nuklir inti menjadi sedikit lebih lambat, bintang itu berkontraksi dan karena energi yang sangat mirip datang dari area yang jauh lebih kecil (fotosfer) maka permukaan bintang menjadi jauh lebih panas.[1]