Sutan Pangurabaan Pane | |
---|---|
Lahir | ca 1885 Sipirok, Angkola, Keresidenan Tapanuli, Hindia Belanda |
Meninggal | 11 Januari 1955 Jakarta | (umur 69–70)
Nama pena |
|
Pekerjaan | |
Pendidikan | Kwekschool voor Inlandsche Onderwijzers Padang Sidempuan |
Pasangan | boru Siregar |
Anak | 6 (termasuk Sanusi Pane, Armijn Pane, dan Lafran Pane) |
Orang tua |
|
Kerabat | Syekh Badurrahman Pane (amang tobang) |
Sutan Pangurabaan Pane adalah seorang guru, penulis, wartawan, dan seniman Batak. Atas kemampuannya dalam bahasa Batak, Melayu, Arab, dan Belanda, Sutan Pangurabaan pernah menjadi juru tulis Belanda. Ia menjembatani komunikasi antara Belanda dengan Si Singamangaraja XII selama Perang Toba II.[1] Ia juga merupakan salah satu pendiri dan tokoh Muhammadiyah di Sipirok, Angkola.[2]