Taman Nasional Kerinci Seblat | |
---|---|
IUCN Kategori II (Taman Nasional) | |
Letak TN Kerinci Seblat di Pulau Sumatra | |
Letak | Sumatra, Indonesia |
Kota terdekat | Kota Sungai Penuh, Kota Lubuklinggau, Curup |
Koordinat | 2°3′29″S 101°23′23″E / 2.05806°S 101.38972°E |
Luas | 1.389.509,867 hektare (13.895,09 km²) |
Didirikan | 1999 |
Pihak pengelola | Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan |
Situs web | tnkerinciseblat |
Bagian dari | Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra |
Kriteria | Alam: vii, ix, x |
Nomor identifikasi | 1167 |
Pengukuhan | 2004 (Sesi ke-28) |
Endangered | 2011—sekarang |
Taman Nasional Kerinci Seblat (disngkat TNKS) adalah taman nasional terbesar di Sumatra yang memiliki luas wilayah sebesar 13,750 km². Taman nasional ini terletak pada koordinat antara 100°31'18"E - 102°44'01"E dan 1°07'13"S - 1°26'14"S. Secara administratif wilayah taman nasional ini berada di 14 kabupaten dan 2 kota yang termasuk dalam 4 provinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.[1]
Taman nasional ini terdiri dari Pegunungan Bukit Barisan yang memiliki wilayah dataran tertinggi di Sumatra, Gunung Kerinci (3.805 m).[2] Taman nasional ini juga terdiri dari mata air-mata air panas, sungai-sungai beraliran deras, gua-gua, air terjun-air terjun dan danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara, Danau Gunung Tujuh.[3]
Taman nasional ini juga memiliki beragam flora dan fauna. Sekitar 4.000 spesies tumbuhan tumbuh di wilayah taman nasional termasuk bunga terbesar di dunia Rafflesia arnoldi, dan bunga tertinggi di dunia, Amorphophallus titanum.[4] Fauna di wilayah taman nasional terdiri antara lain harimau sumatra, badak sumatra, gajah sumatra, macan dahan, tapir melayu, beruang madu, dan sekitar 370 spesies burung.[4][5]
Diterimanya Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra ke daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, membuat Taman Nasional Kerinci Seblat juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.[6] Bersama dengan Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.[7] Selain itu taman nasional ini masuk sebagai Taman Warisan ASEAN sejak 18 Desember 2003.[8]