Ikan teri merupakan salah satu jenis boga bahari yang umum ditemukan di kawasan pinggir pantai Samudera Atlantik, Hindia, dan Pasifik, serta dikategorikan sebagai ikan berminyak.[1] Ikan ini berasal dari famili Engraulidae, yang terdiri dari ikan dengan ukuran antara 2 cm hingga 40 cm tergantung spesiesnya.[2]
Di Madura, ikan teri umumnya ditangkap dengan suatu alat yang disebut dengan payang,[3] meski kemudian diketahui bahwa payang tidak bersifat lestari.[4]
Pemrosesan ikan teri yang paling umum adalah digarami di larutan garam lalu dikemas dalam minyak atau garam. Proses ini menjadikan warna kulit ikan yang hijau kebiruan menjadi abu-abu. Di Spanyol, ikan teri difermentasikan dalam larutan cuka. Di Romawi Kuno, ikan teri merupakan bahan dasar saus ikan fermentasi yang disebut dengan garum. Garum memiliki usia simpan yang tinggi sehingga dapat diperdagangkan hingga ke lokasi yang jauh dari pantai. Ikan ini juga dipercaya memiliki efek afrodisiak.[5] Ikan ini meski berukuran kecil namun memiliki rasa yang kuat sehingga berbagai macam saus ikan menggunakan ikan teri sebagai bahan dasarnya.