Umar bin Abdul Aziz عُمَر بْن عَبْد الْعَزِيز | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Amirul Mukminin Khalifatullah | |||||||||
![]() Dinar emas Khalifah Umar II, ca 719 | |||||||||
Khalifah Kekhalifahan Umayyah ke-8 | |||||||||
Berkuasa | 22 September 717 – 4 Februari 720 (2 tahun, 137 hari) | ||||||||
Pendahulu | Sulaiman bin Abdul Malik | ||||||||
Penerus | Yazid bin Abdul Malik | ||||||||
Gubernur Madinah | |||||||||
Masa jabatan[1] | 706 – 712 | ||||||||
Pendahulu | Hisyam bin Ismail al-Makhzumi[2] | ||||||||
Penerus | Utsman bin Hayyan al-Murri[3] | ||||||||
Kelahiran | ca 682 Madinah,[4] Hijaz, Kekhalifahan Umayyah | ||||||||
Kematian | ca Februari 720 (39 tahun) Dayr Sim'an, Syam, Kekhalifahan Umayyah | ||||||||
Istri |
| ||||||||
Keturunan |
| ||||||||
| |||||||||
Wangsa | Umayyah (Marwani) | ||||||||
Ayah | Abdul Aziz bin Marwan | ||||||||
Ibu | Laila binti Ashim | ||||||||
Agama | Islam | ||||||||
Nama Arab | |||||||||
Pribadi (Ism) | ʿUmar | ||||||||
Patronimik (Nasab) | ʿUmar bin ʿAbdul ʿAzīz bin Marwān bin al-Ḥakam bin Abī al-ʿĀṣ bin Umayyah bin ʿAbdus Syams | ||||||||
Teknonim (Kunyah) | Abu ʿAbdillah |
Umar bin Abdul Aziz (bahasa Arab: عُمَر بْن عَبْد الْعَزِيز بْن مَرْوَان, translit. ʿUmar ibn ʿAbd al-ʿAzīz ibn Marwān; ca 680 – Februari 720), juga dikenal dengan nama Umar II (bahasa Arab: عمر الثاني, translit. ʿUmar ats-Tsānī), adalah khalifah Kekhalifahan Umayyah kedelapan, yang memerintah dari tahun 717 hingga kematiannya pada tahun 720. Ia dianggap telah melakukan reformasi yang signifikan terhadap pemerintahan pusat Umayyah, dengan menjadikannya jauh lebih efisien dan egaliter. Pemerintahannya ditandai dengan pengumpulan hadis resmi pertama dan mandat pendidikan universal kepada masyarakat.
Selama tiga tahun pemerintahannya, Islam diterima oleh sebagian besar penduduk Persia dan Mesir. Ia juga memerintahkan penarikan pasukan Muslim di berbagai front seperti di Konstantinopel, Asia Tengah dan Septimania. Meskipun selama pemerintahannya, Bani Umayyah telah memperoleh banyak wilayah taklukan baru di Semenanjung Iberia. Umar dianggap oleh banyak Muslim sebagai mujaddid pertama dan Khulafaur Rasyidin kelima, selain Hasan bin Ali menurut beberapa cendekiawan Muslim. Ia dihormati sebagai "Umar II" karena kemiripan karakternya dengan kakek buyutnya dari pihak ibu, khalifah Umar bin Khattab.