23V Vanadium | ||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sifat umum | ||||||||||||||||||||||||||||
Pengucapan | /vanadium/[1] | |||||||||||||||||||||||||||
Penampilan | logam biru-perak-abu-abu | |||||||||||||||||||||||||||
Vanadium dalam tabel periodik | ||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||
Nomor atom (Z) | 23 | |||||||||||||||||||||||||||
Golongan | golongan 5 | |||||||||||||||||||||||||||
Periode | periode 4 | |||||||||||||||||||||||||||
Blok | blok-d | |||||||||||||||||||||||||||
Kategori unsur | logam transisi | |||||||||||||||||||||||||||
Berat atom standar (Ar) |
| |||||||||||||||||||||||||||
Konfigurasi elektron | [Ar] 3d3 4s2 | |||||||||||||||||||||||||||
Elektron per kelopak | 2, 8, 11, 2 | |||||||||||||||||||||||||||
Sifat fisik | ||||||||||||||||||||||||||||
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa) | padat | |||||||||||||||||||||||||||
Titik lebur | 2183 K (1910 °C, 3470 °F) | |||||||||||||||||||||||||||
Titik didih | 3680 K (3407 °C, 6165 °F) | |||||||||||||||||||||||||||
Kepadatan mendekati s.k. | 6,11 g/cm3 | |||||||||||||||||||||||||||
saat cair, pada t.l. | 5,5 g/cm3 | |||||||||||||||||||||||||||
Kalor peleburan | 21,5 kJ/mol | |||||||||||||||||||||||||||
Kalor penguapan | 444 kJ/mol | |||||||||||||||||||||||||||
Kapasitas kalor molar | 24,89 J/(mol·K) | |||||||||||||||||||||||||||
Tekanan uap
| ||||||||||||||||||||||||||||
Sifat atom | ||||||||||||||||||||||||||||
Bilangan oksidasi | −3, −1, 0, +1, +2, +3, +4, +5 (oksida amfoter) | |||||||||||||||||||||||||||
Elektronegativitas | Skala Pauling: 1,63 | |||||||||||||||||||||||||||
Energi ionisasi | ke-1: 650,9 kJ/mol ke-2: 1414 kJ/mol ke-3: 2830 kJ/mol (artikel) | |||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari atom | empiris: 134 pm | |||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari kovalen | 153±8 pm | |||||||||||||||||||||||||||
Lain-lain | ||||||||||||||||||||||||||||
Kelimpahan alami | primordial | |||||||||||||||||||||||||||
Struktur kristal | kubus berpusat badan (bcc) | |||||||||||||||||||||||||||
Kecepatan suara batang ringan | 4560 m/s (suhu 20 °C) | |||||||||||||||||||||||||||
Ekspansi kalor | 8,4 µm/(m·K) (suhu 25 °C) | |||||||||||||||||||||||||||
Konduktivitas termal | 30,7 W/(m·K) | |||||||||||||||||||||||||||
Resistivitas listrik | 197 nΩ·m (suhu 20 °C) | |||||||||||||||||||||||||||
Arah magnet | paramagnetik | |||||||||||||||||||||||||||
Suseptibilitas magnetik molar | +255,0×10−6 cm3/mol (298 K)[2] | |||||||||||||||||||||||||||
Modulus Young | 128 GPa | |||||||||||||||||||||||||||
Modulus Shear | 47 GPa | |||||||||||||||||||||||||||
Modulus curah | 160 GPa | |||||||||||||||||||||||||||
Rasio Poisson | 0,37 | |||||||||||||||||||||||||||
Skala Mohs | 6,7 | |||||||||||||||||||||||||||
Skala Vickers | 628–640 MPa | |||||||||||||||||||||||||||
Skala Brinell | 600–742 MPa | |||||||||||||||||||||||||||
Nomor CAS | 7440-62-2 | |||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | ||||||||||||||||||||||||||||
Penemuan | Nils G. Sefström (1830) | |||||||||||||||||||||||||||
Isolasi pertama | Henry E. Roscoe (1867) | |||||||||||||||||||||||||||
Asal nama | Nils G. Sefström (1830) | |||||||||||||||||||||||||||
Isotop vanadium yang utama | ||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||
Vanadium adalah sebuah unsur kimia dengan lambang V dan nomor atom 23. Ia adalah sebuah logam transisi yang keras, berwarna abu-abu keperakan, dan dapat ditempa. Vanadium elemental jarang ditemukan di alam, tetapi setelah diisolasi secara artifisial, pembentukan lapisan oksida (pasivasi) lumayan dapat menstabilkan logam bebas ini terhadap oksidasi lebih lanjut.
Pada tahun 1801, ilmuwan Spanyol-Meksiko Andrés M. del Río menemukan senyawa vanadium dengan menganalisis mineral pengandung timbal baru yang disebutnya "timbal cokelat". Meskipun awalnya dia menganggap bahwa kualitasnya disebabkan oleh adanya sebuah unsur baru, dia kemudian diyakinkan secara keliru oleh ahli kimia Prancis Hippolyte V. Collet-Descotils bahwa unsur tersebut hanyalah kromium. Kemudian pada tahun 1830, Nils G. Sefström menghasilkan beberapa klorida vanadium, sehingga membuktikan adanya sebuah unsur baru, dan menamainya "vanadium" dari dewi kecantikan dan kesuburan Skandinavia, Vanadís (Freyja). Nama itu didasarkan pada berbagai macam warna yang ditemukan dalam senyawa vanadium. Mineral timbal Del Rio akhirnya dinamai vanadinit karena kandungan vanadiumnya. Pada tahun 1867, Henry E. Roscoe memperoleh vanadium murni.
Vanadium terjadi secara alami di sekitar 65 deposit bahan bakar fosil dan mineral. Ia diproduksi di Tiongkok dan Rusia dari terak pelebur baja. Negara lain memproduksinya baik dari magnetit secara langsung, debu cerobong dari minyak berat, atau sebagai produk sampingan dari penambangan uranium. Ia digunakan terutama untuk menghasilkan paduan baja khusus seperti baja perkakas berkecepatan tinggi, dan beberapa paduan aluminium. Senyawa vanadium industri yang paling penting, vanadium pentoksida, digunakan sebagai katalis untuk produksi asam sulfat. Baterai redoks vanadium untuk penyimpanan energi dapat menjadi aplikasi penting di masa depan.
Sejumlah besar ion vanadium ditemukan di beberapa organisme, mungkin sebagai racun. Oksida dan beberapa garam vanadium lainnya memiliki toksisitas sedang. Khususnya di laut, vanadium digunakan oleh beberapa bentuk kehidupan sebagai pusat aktif enzim, seperti vanadium bromoperoksidase dari beberapa alga laut.